BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Media massa ternyata terjebak dalam wacana barat menggulirkan Islam sebagai agama radikal dan teroris. Sadar atau tidak label teroris terhadap Islam berhasil diciptakan karena abaikan prinsip cover both side (teknik keberimbangan dalam pemberitaan).Â
Penelusuran soal label teroris terhadap Islam ini berhasil dilakukan oleh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Dr. Aidil Haris, S.Sos., M.Si yang dituangkan dalam riset desertasinya pada sidang terbuka promosi doktor program studi doktoral Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan.Â
Desertasi dengan judul: Pelabelan Teroris Terhadap Islam di Media Massa ini memaparkan fakta-fakta yang tak disangka. Aidil menyebut, kecenderungan media hanya memiliki satu informan utama saja dalam setiap pemberitaan seputar teroris yaitu pihak kepolisian atau BNPT.Â
“Idealnya, media harus mengkonfirmasi setiap pemberitaan tersebut secara profesional. Dengan demikian, media akan mampu memfilter setiap pemberitaannya agar tidak terjebak kepada pelabelan teroris terhadap Islam,” ungkapnya.Â
Kajian soal media dan teroris memang menarik untuk ditelisik lebih dalam mengingat beberapa kasus teror juga pernah terjadi di Pekanbaru, Riau.
2016 masyarakat Pekanbaru pernah digegerkan dengan insiden seseorang dengan gerak gerik mencurigakan meletakkan sebuah tas di depan sebuah ruko di jalan Tuanku Tambusai pada malam hari. Tak lama setelah itu perilaku serupa juga terjadi di Jalan A. Yani Pekanbaru persisnya di depan sebuah gereja.Â
Lalu beberapa hari setelahnya polisi dari Polda Riau menurunkan tim anti teror dan menangkap seseorang di bawah fly over di pertigaan Sudirman-Tuanku Tambusai, karena pakaian yang dikenakan sangat mencurigakan. Semua peristiwa ini bermuara atas insiden terorisme dan pengeboman di Sarinah Jakarta.Â
Puncaknya, sehari sebelum puasa, pada 2018 lalu. Kantor Polda Riau diserang oleh sekelompok orang hingga menelan korban jiwa. Dan hampir semua media menyoroti aksi terorisme tersebut.Â
Desertasi ini mengkaji lebih spesifik bagaimana media massa memperoleh informasi soal terorisme dan mempublikasikannya untuk publik. Oleh karena kaidah-kaidah profesionalisme dalam tatanan teknis peliputan terabaikan, pelabelan teroris terhadap Islam melekat, sesuai dengan visi yang dibawa dari Barat.Â
Saat ini Dr. Aidil Haris, S.Sos., M.Si merupakan satu-satunya pakar pada kajian teroris dan media di Riau. (bpc3)