BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Bunga di dalam pot di sekitar fly over Pekanbaru dirusak oleh Orang Tak Dikenal (OTK). Pihak Pemko Pekanbaru mengetahui pada Kamis, 24 Januari 2019. Pengrusakan bunga dalam pot ini sering terjadi, dan hingga kini belum diketahui siapa pelakunya.
Terhadap masalah ini, pengamat tata kota, Mardianto Manan menyebut Pemko Pekanbaru harusnya sadar bahwa kedepan pengadaan pot dan bunga untuk mempercantik jalan protokol itu tidak lagi mengedepankan basis proyek, tapi harus berbasis program.
“Kalau saya telaah memang pengadaan-pengadaan itu berbasis proyek, bukan berbasis program. Makanya kalau ada proyek, pot bunga atau taman yang bagus pun diganti. Kalau tidak begitu ya tidak ada proyek,” kata Pengamat Tata Kota, Mardianto Manan, saat ditemui bertuahpos.com,
Dikatakannya, atas apa yang disaksikan masyarakat terhadap kondisi tata kelola kota di Pekanbaru selama ini sudah menjadi rahasia umum. Bahwa proyek-proyek pengadaan barang dan taman di Pekanbaru ini, sampai habis masa Firdaus MT sebagai Walikota Pekanbaru, tidak akan pernah selesai. Sebab semua itu berbasis proyek.
Baca:Â Soal Taman dan Pot Bunga, Mardianto : Sampai Habis Masa Firdaus MT, Tidak Akan Pernah Selesai
Jika dalam tatanan proyek terhadap pengadaan pot bunga dan taman, maka kecenderungan ada fee (komisi) yang diberikan kepada oknum-oknum tertentu. Jika semakin banyak pot dibuat, maka semakin besar komisinya.
“Kemudian ditanami bunga, namun setelah dibiarkan ternyata lebih tinggi gulma ketimbang bunganya. Semuanya itu diproyekkan. Asal ada bendanya, ada fotonya (bukti) keluarlah anggaran. Seperti itu terus. Lihatlah faktanya di jalan-jalan itu seperti apa. Masyarakat tahu, kok,” ungkapnya.
Dia menambahkan proyek-proyek “receh” seperti ini akan selalu ada di Pemko Pekanbaru karena mengabaikan program yang seharusnya didahulukan. Dikatakan Mardianto, jika memang Pemko Pekanbaru mengedepan proyek tersebut berbasis program tentu disusun dengan rancangan jangka panjang dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
Contohnya, untuk membangun sebuah taman tentu ada target 5-10 tahun kedepan bunga atau pohon sudah menjadi besar dan suatu kawasan akan menjadi nyaman dan sejuk. Ada infrastruktur pendukung dengan tujuan jelas, misal target humnisme yang lebih tinggi.Â
“Namun pada kenyataannya justru tidak demikian. Bikin miris lagi, hampir setiap tahun yang diperbaiki oleh Pemko Pekanbaru sendiri barangnya itu-itu juga. Bunga, kalau tidak ganti pot. Terus mau sampai kapan uang pemerintah itu habis begitu-begitu saja,” katanya.Â
Mardianto mendorong sudah saatnya Pemko Pekanbaru untuk sadar dengan program-program yang menyentuh pada masyarakat banyak. Artinya tidak lagi program tersebut hanya sebatas perencanaan, namun pada realitasnya hanya sebuah proyek “recehan.”Â
Baca:Â Baru Sebulan Terpampang, Begini Keadaan Pot Bungan Jalan Punya Pemko
Sebelumnya, bunga yang ditanam di dalam pot yang tergantung di bawah fly over simpang Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Jenderal Sudirman tampak hancur dan dirusak orang tidak dikenal, Kamis 24 Januari 2019. Dari pantauan, perusakan tidak hanya pada satu pot saja, tapi hampir seluruh pot. Bunga yang dirusak tampak dipatahkan dan dicabut lalu dibuang ke jalanan.
Menurut pengakuan warga yang melintas, rusak dan patahnya bunga-bunga tersebut sudah terjadi sejak pagi hari tadi. “Tadi saya melintas jam sembilan pagi, bunganya sudah berserakan begitu di jalan,” jelas Putra salah seorang warga Sukajadi.
Sementara menurut instansi yang bertanggung jawab, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pekanbaru, mengklaim pihaknya juga baru mengetahui perusakan bunga tersebut pagi ini. “Sudah dapat info. Anggota sudah kita suruh ke lapangan untuk melakukan pengecekan,” singkat Edward Riansyah selaku Kepala Bidang Pertamanan Dinas PUPR Kota Pekanbaru. (bpc3)Â