BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Data terbaru yang dikeluarkan UNICEF menunjukkan Indonesia dalam tahap waspada Campak Rubella. Kasus Campak di Indonesia masuk 10 besar terbanyak di dunia.Â
Salah satu kasus yang paling disoroti adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Asmat, Papua, pada awal tahun lalu. Kasus ini menyebabkan 79 meninggal dunia. 700 anak lainnya dilaporkan juga terkena Campak.
Pengobatan untuk anak penderita Congenital Rubella Syndrome (CRS) sangatlah mahal. Data UNICEF menyebutkan biaya pengobatan saja bisa menghabiska Rp300 sampai Rp400 juta.Â
Pemerintah kemudian memulai vaksinisasi Measle Rubellla (MR) pada akhir Juli 2018. Namun, vaksin MR ini kemudian memantik kontroversi, karena MUI menemukan dalam prosesnya ditemukan kandungan tidak halal.
Akibatnya, banyak warga yang menolak anaknya di vaksinisasi. Di Pekanbaru saja, ribuan orang tua menolak anaknya divaksinisasi.Â
Pemko Pekanbaru juga sempat menghentikan pemberian vaksin MR ini pada akhir Agustus 2018. Salah satunya disebabkan banyaknya warga yang menolak vaksin MR.
MUI dan pemerintah kemudian sepakat bahwa dalam kasus ini, situasi darurat bisa diterapkan. Artinya, vaksin ini boleh digunakan, sembari pemerintah harus mencari vaksin yang lebih baik.
Hingga Desember 2018 ini, vaksinisasi MR masih terus dilakukan. Target pemerintah, 70 juta anak Indonesia sudah harus divaksin MR. (bpc2)