BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Setelah menerima informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, tim Satgas Karhutla Riau, turun ke wilayah Inhil. Dalam laporan tersebut memang terdeteksi muncul 1 titik panas di wilayah itu.
“Ternyata warga yang bakar sabut kelapa setelah panen. Karena panasnya kuat akhirnya terdeteksi oleh satelit sebagai titik panas. Pas kami turun patroli dengan helikopter ternyata benar itu bukan lahan yang terbakar,” kata Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, kepada bertuahpos.com, Jumat, tanggal 18 Mei 2018 di Pekanbaru. Peristiwa itu terjadi pada awal puasa kemarin, Kamis, tanggal 17 Mei 2018.
Edwar mengatakan dalam situasi Riau sudah masuk musim kemarau seperti ini semuanya begitu sensitif. Tim Satgas Karhutla di Riau terpaksa harus bekerja ekstra, sebab biasanya pada saat puasa dan lebaran, potensi luasan lahan terbakar malah semakin meningkat.
Hal ini berangkat dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya. Di mana pelaku pembakar lahan memanfaatkan peluang kurangnya intensitas patroli Tim Satgas Karhuta selama Ramadan. Namun sejak 2 tahun belakangan, pola itu diubah, dengan pekerjaan memantau Karhutla di Riau selama Ramadan hingga lebaran akan lebih ekstra.
Baca:Â Awal Puasa 5 Hektare Lahan di Mandau Terbakar
“Kemarin itu selain di Inhil kami juga memantau daerah lain. Dan ternyata memang ditemukan di Mandau, Bengkalis lahan terbakar. Namun kondisi sudah bisa dikendalikan,” katanya.
Edwar mengklaim memang selama Ramadan intensitas patroli lebih meningkat jika dibandingkan hari biasa. Sebab potensi asap akibat Karhutla akan sangat mengganggu aktivitas ibadah masyarakat. (bpc3)