BERTUAHPOS.COM, GAZA – Seakan tak pernah bosan dan hilangnya rasa malu pada dunia, Pasukan Israel kembali melakukan pembantaian terhadap massa aksi Jutaan Kepulangan Palestina dalam rangka 70 Tahun Nakbah.
Bahkan hingga saat ini, jumlah korban baik yang gugur maupun terluka kian bertambah.
Sementara Hamas menegaskan bahwa aksi akan terus berlangsung.
Disebutkan Aljazeera, setidaknya sudah 55 warga Palestina gugur dalam aksi hari Senin (14/05) kemarin. Kekejaman Isarel ini juga terlihat dari pembuhan yang dilakukan, yakni di antara mereka ada sejumlah anak-anak dan tenaga medis. Disebutkan, jumlah ini merupakan yang terbesar dalam aksi satu hari, sejak Pawai Kepulangan digelar pada 30 Maret lalu.
Peluru Israel tampaknya menyasar siapa saja, di antaranya bahkan hingga seorang yang berada di kursi roda. Dikabarkan, di antara korban yang gugur ada seorang bernama Ahmad yang merupakan putra mendiang pimpinan Hamas, Abdulaziz al-Rantisi.
Sementara itu, jumlah korban luka dikabarkan mencapai 2771. Di antara mereka ada 13 anggota pers, dan satu orang korespondenAljazeeraatas nama Wael el Dahdouh.
Baca:
Erdogan Usir Konsul Israel, Sebut Netanyahu Teroris
Presiden Erdogan: Penindasan dan Kekejaman Israel Kepada Rakyat Palestina Tak Dapat Diampuni dan Menjadi Sejarah Dunia
Sebelumnya Dahdouh mengabarkan, lebih dari seribu orang terluka akibat peluru pasukan zionis. Sekitar 100 orang di antaranya mengalami luka parah. Ia juga menunjukkan foto pasukan zionis yang menembak langsung ke arah massa. Karena banyaknya korban, Otoritas Kesehatan di Gaza meminta kepada pihak berwenang di Mesir untuk memasok obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya.
Perjuangan Berlanjut meski jumlah korban terus berguguran, pimpinan Hamas Ismail Ridwan menegaskan bahwa perjuangan akan terus berlanjut. Menurutnya hal itu hingga hak-hak Palestina diraih kembali.
Hamas menegaskan, pembunuhan dan teror yang dilakukan pasukan zionis di perbatasan Gaza sangat membahayakan. Jubir Hamas Fawzy Barhoom menyebut seluruh tanggung jawab ada pada Israel.
Arogansi Israel tersebut, imbuh Barhoom, adalah buah dari keputusan Amerika dan membisunya dunia internasional atas hak-hak Palestina. Sementara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyeru pemogokan massal pada hari ini, Selasa (15/05) di seluruh wilayah Palestina. (*)