BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Waduk Lompatan Harimau di Kabupaten Rokan Hulu ternyata pernah ditawarkan kepada Pemerintah Tiongkok untuk kerjasama pembangunannya, pada tahun 2017 lalu. Tawaran itu diberikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Selain Waduk Lompatan Harimau di Kabupaten Rohul, Riau, 3 waduk lainnya yakni Waduk Pelosika di Sulawesi Tenggara, Waduk Jenelata di Sulawesi Selatan dan Waduk Riam Kiwa di Kalimantan Selatan juga ditawarkan ke Tiongkok dengan nilai Rp4,5 triliun, pada saat dilakukan pertemuan dengan Menteri Sumber Daya Air Tiongkok Chen Lei. Penawaran ini lantaran pemerintah melihat ada potensi waduk tersebut untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air, kementerian PUPR, Imam Santoso, seperti yang pernah ditulis katadata.co.id menyebut pihak Tiongkok menyambut baik tawaran itu. “Mereka (Tiongkok) memang ingin ikut membangun waduk di luar Jawa yang multiguna,” katanya.
Pemerintah menganggap Waduk Lompatan Harimau bermanfaat untuk mengaliri daerah irigasi seluas 4.000 hektare, menjadi sumber air baku, pengendali banjir dan pembangkit listrik dengan kapasitas mencapai 74,40 MW.
Namun, dalam catatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau, sejumlah desa di sekitar Rokan IV Koto di Kabupaten Rokan Hulu akan tenggelam jika Waduk Lompatan Harimau dibangun. Diantara desa yang terdampak itu, yakni Desa Cipang Kiri Hulu, Cipang Kiri Hilir, Cipang Kanan Hulu, Cipang Kanan Hilir serta Tibawan.
Baca:Â Ini Desa yang Akan Tenggelam, Jika Waduk Lompatan Harimau Dibangun
Hari ini, Senin 23 April 2018, puluhan massa aksi melakukan unjuk rasa di depan kantor Gubernur Riau untuk menolak pemerintah membangun waduk tersebut. Walhi dalam hal ini juga menyatakan diri menolak keberadaan waduk itu.
Pada saat aksi unjuk rasa berlangsung, puluhan massa aksi membuat petisi penolakan pembangunan Waduk Rokan Desa Cipang di Kabupaten Rokan Hulu, Senin 23 April 2018. Mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Penolakan Waduk Rokan (APWR) membuat petisi saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Riau, Senin siang 23 April 2018.
Koordinator Lapangan APWR, Rian Wahyudi, mengatakan petisi ini berisikan tanda tangan dan cuitan untuk mendukung penolakan pembangunan Waduk Rokan yang dianggap akan menenggelamkan empat desa nantinya. “Petisi ini kami buat sebagai bentuk penolakan kami mahasiswa yang mewakili 15 ribu masyarakat disana, untuk pembangunan waduk tersebut,” tegas Rian.
Plt Gubri Wan Thamrin Hasyim menilai, aksi unjuk rasa ini lantaran sosialisasi kepada masyarakat terhadap rencana pembangunan Waduk Lompatan Harimau itu tidak masif. Sehingga masih ada pihak yang punya cara pandang berbeda dan menganggap itu menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat.
Tujuan awal dibangunnya Waduk Lompatan Harimau itu, kata dia, lebih kepada menunjang kebutuhan air masyarakat tempatan. Sehingga aktivitas pertanian masyarakat berjalan baik. Wan menafsirkan bahwa memang ada indikasi kesalahan dalam mengkomunikasikan pembangunan waduk tersebut. Sehingga masyarakat memilih untuk menolak ketimbang mendukung. (bpc3)