BERTUAHPOS.COM , PEKANBARU – Seperti tikus dan kucing, begitulah perumpamaan pengamanan polisi terhadap tindakan balap liar di Kota Pekanbaru. Diamankan di satu lokasi, maka mereka akan berpindah ke lokasi lain.Â
Kasatlantas Polresta Pekanbaru, Kompol Rinaldo Aser, mengatakan personil dari Satlantas Polresta Pekanbaru, Polsek Sukajadi dan Ditlantas senantiasa melakukan pengamanan di 3 lokasi yang diduga menjadi “surkuit bayangan” para pembalap liar.Â
“Terutama di malam har,” katanya, Minggu 25 Maret 2018. “Apabila di temukan ada pelanggaran selain dari pada memberi edukasi juga dilakukan Penindakkan berupa tilang.”
Soal 3 titik “sirkuit bayangan” ini, dia menjelaskan sejauh ini belum ada laporan terkait adanya aksi balapan liar di sejumlah titik itu. “Apabila ada, tentunya akan kita lakukan sesuai ketentuan yang berlaku,” sambunnya.
“Hari hasil patroli juga belum ada dalam wakti dekat ini. Namun kita selalu koordinasi dgn Polsek-Polsek, dan Ditlantas untuk melaksanakan giat pre emtif dan preventif,” ujarnya.
“Imbauan kita kepada masyarakat, keluarga dan para remaja,Â
mereka semua itu harus tertib berlalu lintas sebagai perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari,” sambungnya.
Sebelumnya, Di Kota Pekanbaru ini tak ada sirkuit untuk menampung hobi “kaum riders jalananâ€. Maka jangan heran jalan protokol yang biasa digunakan masyarakat umum, berubah menjadi “sirkuit bayangan†untuk aksi balap liar.
Bertuahpos.com melakukan penelusuran ke beberapa titik lokasi yang biasa dijadikan “sirkuit bayanganâ€. Seperti di Jalan Cut Nyak Dien, Diponegoro dan jalur di sekitar stadion Rumbai.
“Kalau di jalan Cut Nyak Dien itu biasanya sering malam Jumat (Kamis malam). Dulu, memang di sini yang ramai. Karena di pusat kota. Tapi sekarang jadwalnya sudah ditebak karena polisi sudah tahu,†kata Asraf, pelajar disalah satu sekolah di Pekanbaru, yang biasa ikut dalam aksi balap liar, akhir pekan kemarin.
“Cut Nyak Dien , di samping Puswil itu track-nya bagus dan pendek. Jadi biasanya waktunya juga lebih singkat, biar tidak lama ngantre. Di situ juga lebih sepi kalau malam. Kalau untuk jalur panjang, kita pakai jalan di belakang Kantor Gubernur Riau sampai ke jalan di samping BRK.â€
Kamis malam tanggal 15 Maret 2018, bertuahpos.com melakukan penelusuran langsung ke lokasi ini. Sekitar pukul 11.00 WIB memang ada sesekali kendaraan melintas, namut itu bukan kedaraan yang biasa dipakai untuk balap liar. Di lintasan lurus di samping Puswil itu, pada malam itu standby polisi patrol dengan mobil. Kalau situasinya demikian, maka dipastikan tidak ada aksi balap liar malam itu.
Lokasi lainnya yang biasa dipakai untuk “sirkuit bayangan†yakni Jalan di Ponegoro. “Ini untuk track lurus. Biasanya pakai separuh jalan. Misal kalau start di lampu merah Tugu pahlawan, arah ke pusat kota, mutarnya di depan RSUD Arifin Ahmad. Bisa juga sampai tugu bamboo kuning. Tapi kalau arah ke Timur, mutarnya di tugu keris, atau di pembelokan depan gedung wanita,†sambungnya.
Informasi yang berhasil dihimpun dari beberapa warga dan anak-anak komunitas, biasanya aksi balap liar akan dimulai sekira pukul 01.00 WIB dini hari. Ada sekitar belasan sepeda motor biasanya akan melintas di jalur ini. Aksi balap liar ini kadang menjadi hiburan bagi masyarakat yang masih nongkrong di kawasan Diponegoro.
“Tapi kalau kearah Timur sudah jarang karena pada jam segitu pedangan CFD biasanya mereka juga sudah boking tempat,†kata Adly, salah seorang anak komunitas sepeda motor yang ditemui bertuahpos.com, Sabtu malam kemarin.
Selain di kawasan Cut Nyak Dien, dan Diponegoro, ada satu lagi lokasi yang biasa dijadiakan sebagai titik lokasi balap liar. Yakni di sekitar spot center Rumbai. Lokasi ini dijadikan sirkuit pada sore Minggu. (bpc11)
Ikuti terus #liputankhusus edisi akhir pekan di bertuahpos.com