BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau sudah memasukkan budaya dan bahasa Melayu dalam kurikulum muatan lokal di tingkat siswa. Nantinya pada saat tahun ajaran baru muatan lokal ini sudah berjalan.
Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie mengatakan, pada akhir April 2018 nanti akan dilakukan semacam studi banding ke Jogja terhadap penerapan budaya dalam muatan lokal ini.
“Kalau untuk buku pelajaran anak-anak SD sudah ada. Yang kini perlu dipersiapkan ialah buku pegangan untuk tenaga pengajar. Kemudian guru yang mengajarnya, dan perlu dibuatkan juga regulasi sertifikasi gurunya. Bagaimana dia memgajar tentang budaya Melayu itu diakui,” katanya , Senin 19 Maret 2018.
Dia menambahkan, studi banding ke Jogja itu lantaran memang daerah ini sudah menerapkan hal demikian dan lebih dulu dari Riau. Penanaman nilai budaya itu sudah masuk ke semua sektor, baik dalam dunia pendidikannya maupun kehidupan sosial kemasyarakatannya.
“Nanti hari Kamis akan ada eskspose tentang ini. Penerapan budaya ini disetiap kabupaten/ kota, akan menyesuaikan dengan budaya yang ada di kabupaten/kota itu sendiri. Hanya saja nanti untuk tingkat provinsi ada beberapa kesepakatan. Bagian yang mana dan seperti apa,” sambungnya.
Lebih lanjut, Ahmad Syah Harrofie mengatakan, misalnya untuk penggunaan bahasa, bahasa Melayu di Kampar kan beda dengan Rohul, Kuansing dan daerah lainnya. Maka perlu semacam kesepakatan khusus untuk penerapan bahasa Melayu di tingkat provinsi. “Nanti semua itu akan dirumuskan dan disesuaikan berdasarkan hasil pertimbangan dewan bahasa,” sambungnya. (bpc3)