BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo replanting ribuan hektare kebun sawit rakyat. Dan pada akhir Februari 2018 ini dijadwalkan akan replanting ribuan kebun sawit rakyat di Kabupaten Rokan Hulu, Riau.Â
Hal ini menimbulkan kecemburuan bagi para petani karet, khususnya yang berada di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).Â
Pasalnya sejak tahun 2014 atau sejak rezim pemerintah Jokowi harga karet terus anjlok. Sehingga petani tak bisa lagi mengandalkan karet sebagai sumber penghasilan utamanya.Â
“Sawit terus yang diurus. Karet yang harganya buat petani demam gak pernah dipedulikan. Padahal sudah 4 tahun,” ungkap salah satu petani karet asal Kabupaten Rohul, Toyib saat dihubungi kru bertuahpos.com, Sabtu(10/2/2018).
Pria yang akrab disapa Jegel tersebut mengatakan bahwa pemerintah seharusnya adil dalam hal mensejahterakan rakyat, khususnya petani.
“Seharusnya pak Jokowi itu adil. Jangan hanya sawit saja yang diperhatikan. Kami sebagai petani karet juga butuh perhatian, minimal usahakan lah biar harganya bisa naik,” ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan petani karet lainnya, Maskurin yang juga merupakan warga Kabupaten Rokan Hulu, tepatnya di Desa Pasir Utama Kecamatan Rambah Hilir.Â
“Gak termakan hasil karet sama kita. Memang seharusnya pemerintah itu turun ke petani, biar dia tau penderitaan petani karet ini. Kalau replanting sawit, ya petani karet juga harus diperhatikan lah,” katanya.Â
Baca:Â Petani Rohul Menyesal Pernah Tanam Pohon Karet
Pria yang akrab disapa Kurin tersebut mengatakan bahwa saat ini harga karet hanya tinggal 25% dari harga sebelum tahun 2014.
“Sekarang harga karet cuma Rp 6.000 per kilogramnya. Ini tinggal 25% dari harga yang pernah ada. Mau makan apa anak isteri kita,” ungkapnya.Â
Seperti diketahui, petani karet telah mengeluhkan harga karet yang tak kunjung naik sejak tahun 2014 lalu. Karena sebelum tahun 2014, harga karet yang diterima petani bisa mencapai Rp 25.000 per kilogramnya. (bpc11)