BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARUÂ – Hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti. Ini kalimat punya makna dalam. Setiap orang punya kehidupan sendiri. Allah SWT memberikan kesempatan hidup di dunia yang sama meski rentang waktunya berbeda. Lalu bagaimana waktu bisa menjadi begitu tajam?
Ustaz Dr H Ridwan Hasbi MA menjabarkan soal hakikat waktu dalam kehidupan manusia. Bahwa sesungguhnya waktu itu tidak bergerak, tapi bumi dan segala isinyalah yang bergerak. Atas dasar itu Allah menciptakan siang dan malam, matahari dan bulan, tubuh yang tumbuh sehingga ada masa (waktu).
“Ibarat sebuah mobil yang dijalankan dari rumah ke kantor. Ada proses dilakukan. Jika sudah tiba di kantor maka sampailah tujuan,” ujarnya.Â
Allah banyak menyebut tentang waktu dalam Al-Quran. Waktu sebagai pengingat dan penanda, waktu sebagai pengukur, dan waktu sebagai alat untuk bermuhasabah. Pepatah arab mengistilahkan waktu adalah pedang yang siap memenggal siapa saja yang menyia-nyiakannya.
“Tapi ada banyak manusia yang tak sadar dan membuang waktu begitu saja. Sehingga setelah sampai pada saatnya yang ada hanyalah sebuah penyesalan,” sambungnya.Â
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaranâ€(S.103 Al-‘Ashr 1-3).Â
Urgensi-pentingnya waktu diukur dengan keuntungan yang timbul dari tiap kesempatan waktu, jangan sampai ada lubang yang mendatangkan kerugian. Allah sudah menetapkan waktu dengan pembagian yang sangat rinci dan batas-limit yang terlalu jeli dan dapat digambarkan dengan hukum shalat khususnya waktu-waktu untuk shalat, sehingga para ahli falak-hisab menghitung waktu shalat itu sampai menit bahkan mereka sudah membuat angka-angka gerhana bulan dan matahari itu terjadi pada tahun, bulan, hari, jam, menit, detik.Â
Allah berfirman: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (S.4 An-Nisa: 103).Â
Ustaz Ridwan Hasbi mengatakan, orang yang pandai memanfaatkan waktu merekalah orang yang beruntung, dan mendapat kesuksesan dalam masa singkat. Keberuntungan (sukses) itu diukur pada 3 kunci utama, pertama, disiplin pada waktu, berani, dan ikhtiar. Semoga kita semua tergolong sebagai orang yang bisa memanfaatkan waktu. (bpc3)