BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Hadirnya gadget dalam keluarga memiliki porsi sendiri. Namun, tidak jarang penggunaan gadget oleh orang tua justru mengabaikan kewajiban untuk memberikan kasih sayang kepada anaknya.
Sebuab film pendek tentang anak yang menjadi korban gadget ditampilkan negara India, berjudul ” Kisah Sedih Anak Ingin Bercita- cita Menjadi Smartphone”. Film pendek ini menggambarkan bagaimana posisi anak tersingkirkan di dalam keluarganya, karena kedua orang tuanya sibuk dengan gadget.Â
Di sebuah sekolah seorang guru bertanya kepada siswanya tentang keinginan mereka. “Anggap kalian semua bisa menjadi apapun yang kalian inginkan,” ujarnya. “Jadi kalian ingin mnejadi apa?”
“Saya ingin menjadi burung,” ujar salah seorang anak. Kemudian anak itu mengutarakan alasannya, karena burung bisa terbang di langit.Â
Dalam film pendek yang diunggah akun Ahfid Bahtiar ke YouTube itu, kemudian menampilkan sosok anak laki-laki lain yang mengutarakan keinginan, bahwa dia ingin menjadi kelinci putih.Â
Sampailah pada Toppa, seorang gadis kecil di kelas itu. Guru di kelas itu melihat dia tidak fokus dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri.Â
“Hai Toppa, sejak tadi kamu menuliskan sesuatu. Ceritakan kepada saya kamu ingin menjadi apa,” ujar gurunya.Â
Toppa kemudian berdiri, dengan pasti dia mengatakan kalau dia sangat ingin menjadi smartphone.Â
“Kenapa smartphone?” tanya gurunya.Â
Toppa kemudian mengatakan kalau orang tuanya sangat menyukai smartphone. Kemanapun ayahnya pergi selalu membawa smartphone bersamanya.Â
“Tapi dia tidak pernah membawa saya bersamanya,” ujar Toppa.Â
Seketika itu ekspresi wajah guru yang semulanya tersenyum berubah seketika. Sedangkan Toppa masih melanjutkan alasannya.Â
“Ibu saya menerima telepon secepat mungkin ketika berdering. Tapi ibu saya malah tidak datang kepada saya walaupun saya menangis,” ujarnya dengan polos.Â
“Ayah saya bermain game dengan smartphonenya. Tapi dia tidak pernah bermain dengan saya. Saya meminta ayah untuk memangku saya. Tapi dia tidak melakukannya. Ayah saya selalu memegang smartphone,” paparnya memberikan alasan.Â
Sementara itu sang guru hanya terpaku, perlahan menunjukkan ekspresi wajah penuh penyesalan. Sementara Toppa masih tetap berbicara.Â
“Jika saya meminta ibu saya untuk bermain dengan saya, dia berteriak kepada saya dan berkata: apakah kamu tidak melihat saya sedang ngobrol di telepon?”. Guru Toppa akhirnya menutup mulut dan menangis.Â
“Ayah saya tidur dengan smartphone berada disampingnya. Tapi ayah saya tidak pernah tidur memeluk saya. Ibu saya tidak pernah lupa mencharger smartphone, tapi kadang ibu saya lupa memberi saya makan,” ujarnya memberi alasan.Â
Toppa kemudia kembalin menegaskan kepada gurunya, kalau dia ingin sekali menjadi smartphone, dan selalu berada di samping ibu dan ayahnya.Â
Dalam video yang berdurasi 3 menit 38 detik itu juga memuat pesan kepada semua orang tua: Bahwa putra dan putri Anda lebih butuh banyak waktu (perhatian) daripada smartphone. (bpc3)