BERTUAHPOS.COM, JAKARTA –Â Pelaku pasar modal merespons positif atas terpilihnya Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden-Wakil Presiden ke-7 Republik Indonesia periode 2014-2019. Sehari pasca pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tren menguat dan ditutup naik 0,19% menjadi 5.093,23, pada Rabu (23/7).
Meski ada manuver mengejutkan dari kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang menarik diri dari proses penghitungan suara di KPU, tampaknya hal itu tidak menimbulkan keraguan besar di pasar, terutama investor asing. Pada perdagangan kemarin, pemodal asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 530,23 miliar. Sejak awal tahun hingga kemarin (year to date), asing sudah net buy senilai Rp 56,64 triliun.
Alhasil, sejumlah broker asing mulai berani mengerek target IHSG untuk tahun depan. Analis DBS Vickers Securities Indonesia, Maynard Arif, misalnya, semula memperkirakan IHSG di level 5.200, kini dia optimistis indeks dapat mencapai 5.400-5.500 di akhir 2015. “Kuncinya terletak pada kemampuan Jokowi-JK dapat memenuhi janji mereka. Jika gagal, koreksi pendek bisa terjadi,” ungkap Maynard dalam risetnya, kemarin.
Perubahan target pasar saham Indonesia juga dilakukan oleh Deutsche Securities, yang memperkirakan IHSG dapat mencapai 6.000 dalam 12 bulan ke depan. Adapun analis CLSA Indonesia, Sarina menaikkan target indeks saham hingga 6.400 di akhir 2015. Angka itu naik 24% dari target sebelumnya. “Indonesia memasuki era baru, yakni era Jokowi. Maka kami optimistis dengan pilihan sektor seperti infrastruktur dan energi berpotensi tumbuh pesat,” ujar dia dalam risetnya, kemarin.
Kim Eng Securities Indonesia juga merilis target baru di level 6.000 untuk IHSG pada 2015. “Kami melihat IHSG akan bullish dengan potensi pertumbuhan jangka panjang, meski ada sedikit hambatan di jangka pendek, tulis Kim Eng Securities kemarin.
Sektor yang menjadi pilihan Kim Eng berasal dari infrastruktur, kesehatan, barang konsumsi, properti industri. Tak hanya itu, sektor perbankan dengan likuiditas yang tinggi dan komoditas (logam dan minyak sawit) juga berpotensi positif.(Kontan)