BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Beberapa bulan ini pencairan kredit di Bank Riau Kepri (BRK) Cabang Siak mengalami peningkatan, terutama sektor agribisnis dan konsumtif (KAG). Kepala Cabang BRK Siak, Doni Raimond mengatakan kredit konsumtif mencapai 102 persen dibandingkan bulan Juni 2017 lalu.
Debitur dari kredit konsumtif ini didominasi oleh pegawai negeri di wilayah Kabupaten Siak. Ia mengatakan secara umum kredit konsumtif oleh nasabah dengan persyaratan mudah seperti SK dan karpeg serta diproses dengan cepat untuk pencarian apabila syarat lengkap, sedangkan untuk kredit agri bisnis menggunakan agunan tambahan berupa aset tanah kebun dan rumah (surat-surat hak kepemilikan tanah).
“Untuk pinjaman pegawai negeri biasanya menggunakan SK sedangkan untuk kredit agri bisnis menggunakan sertifikat dan surat-surat hak kepemilikan tanah,” ungkapnya kepada bertuahpos.com, Rabu (13/12/2017).Â
Doni mengatakan kredit konsumtif dengan pinjaman sampai Rp 500 juta untuk Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Kab Siak. Sedangkan untuk pegawai negeri pinjaman rata-rata Rp200 sd Rp 300 juta. Bagi kredit agri bisnis pinjaman sampai 1 miliar dimana keperluan dan kebutuhan untuk beli kebun atau perluasan lahan. Penilaian untuk agri bisnis dilihat dari sumber pendapatan berupa hasil kebun yang dimiliki ataupun dikelola. Agunan berupa kebun yang dimiliki memperkuat dalam penjaminan pemberian kredit agribisnis.
Ia bilang sampai Desember 2017 ini target konsumtif sebesar 878 miliar sedangkan perkiraan menjelang akhir tahun ini mencapai 820an miliar. “Perkiraan pencapaian 93 persen menjelang akhir tahun 2017 ini,” sebutnya.
Ia menyebutkan perkembangan laba konsolidasi targetnya 65 miliar, sedangkan perhari ini sudah 62.7 miliar. “Artinya, menjelang akhir tahun insyaallah target tercapai, dengan capaian saat ini sudah 96 persen. Tinggal 4 persen menjelang tutup buku akhir tahun 2017,” kata Doni.
Tahun ini Bank Riau Kepri Cabang Siak menargetkan realisasi kredit agri bisnis 62 miliar dan sudah tercapai 74 miliar. Kredit agri bisnis sawit tumbuh 21,4 persen dibanding tahun lalu. Outstanding di awal tahun 61 miliar pada November 2017 menjadi 74 miliar. “Jadi sudah jauh melewati target yang telah ditetapkan. Untuk agri bisnis target 62 miliar tahun ini sudah capai 74 miliar,” tukasnya.
Dikatakannya lagi, untuk produktif sawit masih cukup besar karena kondisi kebutuhan masyarakat untuk beli kebun atau lahan baru sebagai perluasan. Kedepannya itu membuat kredit tumbuh dari replanting atau peremajaan sawit. (bpc7/adv)