BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bercita-cita menjadi pengusaha dianggap satu langkah kemajuan bagi mental pebisnis. Namun, tidak hanya sekadar itu, sebab untuk mewujudkan niat tersebut perlu upaya yang harus dilakukan.Â
Hadir dalam pelantikan Himpinan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Riau, Penulis Buku ‘Bangkitnya Entrepreneur Nasionalis’, Abdul Latif menyebut dalam istilah pengusaha: Kalau ingin jadi saudagar, pola pikir harus seperti saudagar. Dan modal bukan satu-satunya cara untuk bisa menjadi pengusaha.Â
Menurutnya, ada 3 syarat dalam membangun bisnis, pertama, bagaimana menguasai pasar. Kedua, mengornanisir pasar supaya ada transaksi. Cara bisnis seperti ini banyak dipakai broker (pialang), atau perantara.Â
“Setelah terjadi transaksi antara penjual dan pembeli, pihak perantara mendapatkan persenan. Ketiga, barulah masuk syarat modal. Jadi ada banyak pengusaha yang memulai usahanya bukan dari modal yang menjadi syarat utama,” katanya, Kamis (9/11/2017).Â
Mantan Menteri Tenaga Kerja di era Suharto ini menjelaskan dalam membangun bisnis, modal bukan syarat utama. Namun yang terpenting itu ada pasarnya dan mampu mengorganisir pasar sehingga ada banyak transaksi di sana.Â
Baca:Â Ketua HIPMI Riau Akan Dilantik, Ini Harapan GM Hotel
“Broker itu tidak butuh modal. Kalau istilah dulu tukang catut saja. Makanya muncul istilah; Kalau berteman dengan orang kaya, kita jadi kaya dan sebaliknya. Bahkan penipu juga ada. Kalau itu sampai kiamat pun penipu ada. Artinya dalam berbisnis juga ada risiko,” ujar Abdul Latif.Â
Modal bukan lagi menjadi hal utama dalam berbisnis. Yang perlu diingat adalah, masih banyak jutawan yang belum lahir. “Artinya ada banyak kesempatan terbuka bagi siapa saja untuk menjadi jutawan,” sambungnya. (bpc3)