BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dinas Peternakan dan Perawatan Hewan Provinsi Riau mencatat sejak September 2016 hingga Maret 2017, ada 1600 ekor sapi mati karena penyakit jembrana.Â
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Perawatan Hewan Provinsi Riau, A Patrianov kepada wartawan, Kamis (19/10/2017) di Pekanbaru.Â
Dia menyebut angka 1600 ekor sapi yang mati karena jembrana total dari seluruh kasus yang terjadi di Provinsi Riau, termasuk di Kota Pekanbaru sendiri.Â
Patrianov mengklaim bahwa sapi itu bukan ternak bantuan pemerintah, melainkan ternak masyarakat.Â
“Karena memang tahun kemarin tidak ada ternak bantuan. Ini semuanya ternak masyarakat. Sebagian besar dari sapi itu karena terjangkit penyakit jembrana,” sambungnya.Â
Dia menyebut upaya yang sudah dilakukan pemerintah yakni melakukan vaksinasi dan pengobatan. Untuk sementara ini diklaim angka kasus sapi mati karena jembrana perlahan mulai turun.Â
Namun demikian masalah seperti tidak bisa diabaikan, sebab jika vaksinasinya berhenti dikhawatirkan kasusnya kembali meningkat.Â
“Masalahnya pabrik vaksin jembrana ini hanya ada satu, yakni di Surabaya. Sementara kemampuan daerah Riau untuk memberi vaksin itu terbatas anggaran. Alokasi anggaran memang tidak kuat untuk memenuhi kebutuhan semuanya,” katanya.Â
Dampak terbesar dialami masyarakat yakni kerugian dalam bentuk materi. Hal menarik dari itu, menurut penjelasan Patrianov, sebenarnya sapi ternak itu bisa sembuh dari penyakit jembrana setelah di lakukan vaksinasi dan pengobatan.Â
Namun masyarakat mudah terpengaruh dengan rayuan pedagang sehingga masyarakat harus menjual sapi ternak mereka secara paksa. Akibatnya harga jatuh dan peternak rugi.Â
“Jadi ini lebih pada faktor provokasi pedagangnya sendiri, sehingga pedagang takut dan menjual sapi mereka,” sambungnya. (bpc3)