BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Menjadi perpanjangan tangan untuk membantu Rohingya menorehkan kisah yang pilu bagi relawan.Â
Hal itu, diceritakan sedikit oleh salah satu relawan dari Dompet Dhuafa. Salman Al Farisi, menceritakan setitik perjalanan ketika menjadi relawan. Hal itu terlihat pada postingan di Instagram. Berikut cerita Salman.
“1 Muharram di pengungsian Rohingya, 4 dari 8 anak saya telah tewas mengenaskan, rumah dibakar, terusir dari tanah kelahiran . Hanya sempat membawa pakaian yang ada di badan selain rasa haus dan lapar.” Mungkin itu yang ingin ia ceritakan kepada saya. Seorang lelaki paruh baya yang tinggal di salah satu titik pengungsian etnis Rohingya di wilayah Balongkali Bangladesh.
Â
Jarak lokasi pengungsian tersebut dengan kamu yang di Indonesia, saya kira memiliki jarak yang sama antara Kota Padang dengan Jayapura. Di bawah terik matahari siang ini ada sekitar ratusan ribu orang tak berdosa yang membutuhkan uluran tangan kita semua yang bertahan hidup kawasan penuh genangan air kotor.
Selain kebutuhan dasar hidup yang siap didistribusikan, set up sanitasi dan shelter yang lebih layak sudahlah tertulis di dokumen yang saya bawa di dalam tas. Untuk segera diwujudkan dalam waktu dekat.Â
Hari ini, tepat di hari pertama tahun 1439 hijriyah, menguat rasa ingin menemui putra tersayang dan berkata “Uang jajan yang sudah kamu sisihkan untuk membantu Rohingya minggu kemarin, sungguh dibutuhkan, sebesar apapun bantuan kita.. akan meringankan beban yang dideritanya. Ayah menyaksikannya sendiri,” tulis Salman Al Farisi, aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa dari Coxs Bazar Bangladesh. (Bpc8)