BERTUAHPOS.COM (BPC), BAGANSIAPIAPI – Salat merupakan tiang agama yang menjadi pembeda antara umat muslim dengan umat lainnya dan juga merupakan ibadah pertama yang akan dihisab pada hari akhir kelak.Â
Makanya tidak heran jika Al-Quran telah memberikan jaminan dalam Surat Al-Ankabut ayat 45 “Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain)”. Dalam potongan ayat ini telah dijelaskan bagaimana orang salat pasti perbuatan dan juga sifatnya akan baik.Â
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah berapa banyak orang salat tetapi masih melakukan tindakan keji dan tercela.
Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan kebanyakan orang tentang bagaimana mengerjakan salat dengan cara baik dan benar, sehingga menimbulkan efek positif pada manusia yang mengerjakannya. Inilah yang diungkapkan oleh Ustaz Adi di Masjid Al-Khairiyah, Bagansiapiapi
“Singkatnya orang salat pasti baik. Namun, orang masih banyak belum paham bagaimana ketentuan dalam melaksanakan salat. Huruf “Inna” pada Al-Ankabut ayat 45 menekankan bahwa ada ketentuan dan aturan dalam melaksanakan salat, tidak bisa sembarangan. Jadi mustahil ada orang salat benar tapi bergunjing, riba, dan lainnya,” sebutnya
Adapun ketentuannya sendiri secara singkat dibahas oleh ustaz Adi yakni dimulai ketika akan melaksanakan wudu. Dalam wudu hadirkan ketenangan dan perasaan bahwa, pelaksanaan wudu yang dilaksanakan diperhatikan Allah Ta’ala.Â
“Jadi wudu itu hadirkan bahwa sedang dilihat, kemudian laksanakan dengan benar. Ingat, yang sering salah kita lakukan adalah salah satu gerakan wudu membasuh dari siku ke tangan. Bukankah di dalam anjuran membasuh dari tangan hingga ke siku, kenapa sekarang banyak terbalik,” tandasnya.Â
Setelah pelaksanaan wudu, maka dimulai dengan gerakan salat, yang mana sama dengan wudu, hadirkan bahwa kita sedang dipantau Allah Ta’ala dan bayangkan bahwa yang kita kerjakan merupakan salat terakhir.Â
Baca:Â Khotbah Jumat: Bersaudara Ciri Beriman
Selain itu apabila salat dilakukan berjamaah, maka sangat dianjurkan untuk merapatkan barisan yang mana patokannya adalah berdasarkan bertemunya antara tumit jamaah satu dengan tumit jamaah lain, sehingga meminimalisir kemungkinan diganggu oleh syaitan dalam pelaksanaan salat.Â
“Yang jarang kita kerjakan sekarang adalah merapatkan barisan, padahal itu sunah nabi. Bahkan ada yang diingatkan malah marah, kemudian yang juga kita lalai adalah tuma’ninah yang sering diabaikan pada saat ini,” tutup ustaz Adi.Â
Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan ibadah perlu kita membaca dan memahami ilmu pengetahuan, sehingga yang kita kerjakan tidak menjadi sia – sia dan bernilai ibadah bagi kita dan orang lain. Sebab tanpa ilmu, kita berisiko memberi contoh tidak baik bagi orang yang dikhawatirkan mengikuti apa yang kita lakukan, sehingga bisa jadi menimbulkan kebiasaan buruk bagi lingkungan kita. (bpc12)