BERTUAHPOS.COM (BPC), AGAM – Maraknya peredaran obat dan makanan berbahaya di masyarakat akhir-akhir ini membuat Anggota DPR RI Komisi IX dapil Sumbar II M.Iqbal, SE menggandeng Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumbar untuk melakukan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Obat dan Makanan di masyarakat.
“Masyarakat harus tau produk yang dikonsumsinya. Harus dilihat izin edar yang dikeluarkan BPOM, kemudian kedaluwarsanya, kemudian juga bahan-bahan yang digunakan untuk produksi,” sebut Kepala BBPOM Sumbar Drs. Zulkifli, Apt, di hadapan ratusan masyarakat saat melakukan acara pemberdayaan masyarakat melalui KIE bersama tokoh masyarakat di Baso, Kabupaten Agam, Propinsi Sumbar, Â Rabu (9/8/2017).
Disampaikannya, minimnya anggota BPOM untuk terus melakukan pengawasan peredaran obat dan makanan, perlu dukungan dan peran semua masyarakat.
“Anggota kita setiap hari sebanyak 20 orang selalu ada di lapangan secara bergantian di 19 kabupaten kota, untuk mengawasi obat dan makanan serta kosmetik. Maka dari itu perlu peran serta masyarakat untuk ikut mengawasi obat dan makanan,” harapnya.
Mengingat banyak beredar makanan dan obat-obatan di masyarakat. Termasuk sebut Zulkifli, apa-apa yang menjadi konsumsi sehari-hari keluarga dan masyarakat kita. Banyak sebenarnya produk-produk yang berbahaya ada di tengah-tengah masyarakat.
Ada beberapa daerah yang dianggap rawan beredarnya obat dan makanan yang berbahaya. Pintu masuk dari Riau melalui pelabuhan-pelabuhan illegal, kemudian masuk Sumbar lewat Limapuluh Kota, Payakumbuh dan ditumpuk di Bukittinggi.
Tentu saja jelas Kepala BBPOM, produk luar kemasan pabrikan diedarkan hingga sampai ke masyarakat. Tidak terkecuali sampai ke Baso, dan daerah ini.
“Kita sebagai masyarakat selama ini sering tidak memahami persoalan izin edar, bahan-bahan yang dilarang atau berbahaya, maka setiap membeli produk maka lihat izin edarnya yang dikeluarkan oleh BPOM,” sebut Kepala BBPOM.
Dia berharap agar masyarakat tidak hanya terperdaya dengan harga murah dan mengabaikan bahan-bahan berbahaya serta izin edarnya. Kemudian masyarakat terutama kaum ibu harus memilih produk kosmetik yang sehat tanpa merkuri.
“Merkuri itu sangat berbahaya. Maka kaum ibu saat membeli kosmetik perlu melihat atau mencek izin edar, kedaluwarsa dan bahan-bahan produk. Tapi semua kuncinya ada pada konsumen,” sebutnya.
Dia mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat dan segar seperti sayur. Apalagi jelasnya, Kabupaten Agam merupakan penghasil sayur di Sumbar.
Anggota Komisi IX DPR RI M.Iqbal menyebut akan melakukan pengawasan terhadap kesehatan masyarakat. Termasuk sebutnya, melakukan pengawasan terhadap kinerja BPOM.
“Kita sedang merancang UU penguatan BPOM. Kini petugas BPOM di sumbar hanya puluhan untuk mengawas kabupaten kota yang ada. Ini tentu kurang maksimal. Nanti kita akan menambah anggaran untuk BPOM. Kemudian fasilitas juga belum memadai. Maka perlu adanya penambahan ruangan, infrastruktur dan sarana dan prasarana,” sebutnya. (bpc15)