BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- China merupakan pasar ekspor palm produk Indonesia yang sangat penting. Itu karena China mengimpor 3,2 juta ton palm produk setiap tahun dengan nilai 2,2 miliar dollar AS. Untuk itu Pemerintah Indonesia sedang mendalami kemungkinan China mengimpor biodiesel dari Indonesia.
Itu dikatakan Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Sabtu (17/6/2017) seperti dikutip dari sawitplus.com. GAPKI menjadi pembicara dalam Indonesia-China Business Forum yang diselenggarakan di Shangri La Hotel, Guangzhou, China 16 Juni 2017 kemarin.
Dalam forum bisnis yang bertajuk ‘Palm Oil in the Future’ itu, Joko menerangkan tentang pengelolaan sawit di Indonesia, dan posisi sawit yang akan menjadi produk terpenting di dunia.
Langkah yang dilakukan GAPKI ini merupakan respons terhadap kunjungan Presiden Jokowi ke China yang terlibat dalam pembicaraan dengan Pemerintah China yang akan menerapkan campuran biodiesel 5%. Dan campuran sebanyak itu ekuivalen dengan 9 juta ton biodiesel sawit per tahun.
Kebutuhan itu mendesak untuk dipenuhi, karena China sudah meratifikasi ‘Kesepakatan Paris’ tentang perubahan iklim. China dan Amerika Serikat tercatat menghasilkan 45% emisi global. Untuk itu, dua negara ini membutuhkan pengurangan emisi karbon 60-65% per unit GDP hingga tahun 2030.
Untuk merealisasi pengurangan emisi karbon itu, maka China harus memanfaatkan energi berbasis non-fosil sekitar 20% dari keseluruhan konsumsi energinya. Dalam upaya pemanfaatan energi non-fosil itu, China memproyeksikan 5% menggunakan bahan bakar biodiesel.
Melihat peluang itu, Indonesia melakukan penjajagan dan mengajukan beberapa tawaran. “Dan kita sedang dalam proses itu,†kata Joko.(*)