BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Praktik suap (korupsi) terus dianggap hal yang tidak wajar, bahkan masyarakat Riau menyatakan lebih tidak ada toleransi terhadap tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan instansi lainnya di lembaga pemerintah di Riau.
Hasil survei dilakukan oleh Poling Center, hanya 18% saja dari masyarakat Riau menganggap korupsi, kolusi dan nepotisme itu wajar dilakukan. Persepsi ini sebagaian besar didapat dari masyarakat di wilayah pedesaan dengan kondisi pendidikan rendah. Dan menurun jika dibandingkan dengan tahun 2016 lalu yakni hanya 20%.
Sedangkan bagi masyarakat Riau yang berada di wilayah perkotaan dengan pendidikan tinggi menganggap bahwa, 78% korupsi itu tidak wajar dilakukan. Angka ini meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Dimana pada kondisi tidak wajar hanya 79% pada tahun 2016.
“Ini memang sangat dipengaruhi oleh penduduk dengan kondisi pendapatan yang lebih tinggi dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa korupsi itu adalah tindakan yang tidak wajar,” kata Frazna dari Poling Center, Senin (31/7/2017).Â
Poling Center melakukan survei kepada masyarakat Riau terhadap persepsi anti korupsi dari rumah ke rumah dengan total sampel 468 warga Indonesia, melibatkan 12 kabupaten/kota serta 34 desa dan kelurahan. Survei ini dilakukan sejak April hingga Mei 2017 lalu.
“Kebanyakan orang Riau terus menolak nepotisme. Bahkan lebih tidak toleransi dibandingkan masyarakat Indonesia pada umumnya,” tambahnya. (bpc3)