BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Beberapa waktu lalu, pemberitaan menikahnya seorang remaja berusia 16 tahun dengan nenek berusia 71 tahun membuat geger. Kejadian ini terjadi di Palembang.
Kejadian ini lantas menjadi viral karena terpaut jauhnya usia kedua mempelai. Namun menurut beberapa psikolog, sebuah pernikahan tidak hanya dinilai serta didasarkan pada usia ke dua mempelai saja.
Afra Nisa, seorang psikolog yang ada di Pekanbaru menjelaskan, sebuah pernikahan sebenarnya didasarkan pada individu tiap mempelai dalam memenuhi individu lainnya. “Tidak benar kalau pernikahan didasarkan pada usia saja,” jelasnya, Selasa (4/7/2017).
Dalam penjelasannya, Afra Nisa lulusan salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini menjelaskan, sebenarnya pernikahan itu tidak didasarkan pada usia saja. Tetapi didasarkan pada, apakah satu individu bisa memenuhi kebutuhan individu lainnya.
Afra menjelaskan, menurut Exchange Theory, pemilihan pasangan juga dapat berlangsung dengan menilai seberapa besar keunggulan dan seberapa kecil kekurangan yang ada pada pasangan, dan hubungan yang akan dibina.
Baca:Â Geger Remaja Nikahi Nenek, Psikolog: Haus Asuhan Orang Tua
“Ada enam hal yang biasanya dinilai, di antaranya kasih sayang, status, informasi, uang, harta, dan sikap melayani. Semakin besar keunggulan atau kebaikan yang dapat diperoleh, semakin besar kemungkinan hubungannya berlanjut,” papar Afra.
Di akhir penjelasannya, Afra tidak menyangkal, hubungan yang setara biasanya lebih cenderung stabil dan bertahan sepanjang waktu, begitupun sebaliknya. (bpc9)