BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), BAGANSIAPIAPI – Malam Lailatul Qadar merupakan suatu malam yang ditunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Apabila kita bisa memperoleh Lailatul Qadr tersebut, maka amalannya bahkan jauh lebih baik dari 1000 bulan.
Namun, masih ada masyarakat beranggapan bahwa malam Lailatul Qadar itu hanya terdapat pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Hal ini menyebabkan terkadang ada sebagian orang tidak istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan dan menegakkan amalan-amalan baik pada malam – malam bulan Ramadan. Sehingga cenderung mereka baru mulai rajin melakukan ibadah di 10 akhir Ramadan, berharap memperoleh malam Lailatul Qadar.Â
Hal inilah yang diungkapkan oleh ustaz Mustaqim dalam khotbahnya di Masjid Al – Kahiriyah yang berada di Jalan Madrasah, Bagansiapiapi. Ia menegaskan bahwa pentingnya konsistensi dalam menegakkan amalan baik.
“Banyak beranggapan bahwa Lailatul Qadar hanya pada 10 malam terakhir Ramadan, sehingga cenderung baru mulai full aktivitas ibadah pada waktu tersebut. Ini yang harus dihindari, karena terlepas dimananya Lailatul Qadar kita tetap harus istiqamah dalam kebaikan,” ujarnya, Jumat (16/6/17).
Baca:Â Dunia Ini Seperti Setetes Air yang Diperebutkan
Namun, lebih lanjut ustaz Mustaqim menjelaskan bahwa berdasarkan beberapa sumber yang diperolehnya, Lailatul Qadar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, yang artinya bisa jadi Lailatul Qadar terdapat pada malam pertama Ramadan.
“Ibadah itu harus konsisten, bagaimana mungkin kita berharap dapat Lailatul Qadar sementara kita baru aktif di 10 malam terakhir. Jadi malam sebelumnya kita dimana. Nabi saja tidak hentinya beribadah, sudah dijamin surga. Bagaimana mungkin kita manusia biasa hanya ibadah penuhnya 10 terkahir Ramadan dengan berharap dengan Lailatul Qadr, ini yang harus diluruskan,” tambahnya.Â
Ia melanjutkan bahwa ada 3 pembagian dalam bulan Ramadan yaitu :Â
1. Pada 10 hari pertama di bulan Ramadan adalah Rahmat. Pada 10 hari itu, banyak sekali rahmat yang diturunkan Allah kepada kita.Â
2. Kemudian 10 hari kedua di bulan Ramadan adalah maghfirah, pada 10 hari kedua bnyak sekali dosa yang diampunkan bila kita bertaubat. Pada 10 hari kedua hendaklah kita memperbanyak salat malam, berdoa dan dzikir serta banyak bermuhasabah diri/bertaubat nasuha.
3. Sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan adalah penghindaran diri dari siksa api neraka. Sepuluh hari terakhir inilah kesempatan kita untuk menyucikan diri kita dan banyak2 berdoa agar kita senantiasa dihindarkan dari api neraka. Pada 10 hari terakhir ini terdapat pula malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang lebih mulia dari seribu bulan (QS. Al-Qadr).
Namun, yang terpenting dari semua itu adalah Lailatul Qadar tidak diberikan hanya pada orang yang semangat di 10 akhir Ramadan, tapi bermalas – malasan pada malam – malam sebelumnya karena Allah maha mengetahui bagaimana upaya hambanya dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. (bpc12)