BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Gejolak harga cabai di Riau berhasil ditekan. Bank Indonsia (BI) Perwakilan Riau klaim itu sebuah keberhasilan, melalui program tanam cabai di pekarangan rumah.Â
Tapi, kasihan perani cabai kalau ternyata harganya di pasaran anjlok sekali. Pada saat Ramadan tahun ini harga cabai memang terkendali. Sangat jauh berbeda dengan Ramadan tahun sebelumnya.Â
“Kami harap harga stabil. Petani untung. Masyarakat bisa beli dengan harga baik,” katanya, Kepala Kantor BI Perwakilan Riau, Siti Astiyah, Kamis (8/6/2017).Â
Bahkan, dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS), penyebab inflasi bukan lagi dari komoditi itu, tapi tarif dasar listrik yang naik. Sementara dalam catatan BI inflasi pangan stabil.Â
Inflasi karena kenaikan tarif dasar listrik itu, adalah inflasi karena kebijakan pemerintah (administered price). BI tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau inflasi inti dari kebijakan moneter dan inflasi pangan tidak terlalu tinggi.Â
Baca:Â Petani Siak Keluhkan Harga Cabai Merah Hanya Rp 8.000 per Kg
Pihaknya, sudah lakukan ekspektasi kebijakan supaya jangan beri dampak inflasi terhadap pangannya, moga-moga tidak dilakukan kenaikan harga BBM supaya target inflasi tercapai.Â
Kata Siti, kalau terjadi kebaikan harga BBM, maka urusannya akan ribet. Target inflasi BI akhir tahun untuk riau 4 plus 1% itu kemungkinan akal tinggi. Meski target ambang batas inflasi yakni 5%.
Kembali ke soal cabai, menurut Siti, masyarakat tidak bisa disalahkan jika terjadi penurunan daya beli cabai di pasar. Sebab itu memang perlu dilakukan. Karena cabai salah satu komoditi labil terhadap lonjakan inflasi.Â
“Hanya saja perlu dilakukan penstabilan harga cabai di pasar, supaya petani cabai juga tidak merugi,” tambahnya. (bpc3)