BERTUAHPOS.COM, BUKITTINGGI – Indahnya gerakan Silek (Silat) Minang membuat dua orang warga Italia, Linda Turturici (43) dan Claudio Corti (50) belajar silat dari seorang guru silat di Bukittinggi, H Syofyan Nadar.
Keduanya tiba di Bukittinggi 13 Mei lalu dan akan belajar silat selama beberapa hari ke depan, sampai 1 Juni 2017. Keduanya juga akan kembali lagi ke Bukittinggi pada Oktober 2017 mendatang untuk mengikuti festival silat, tradisi internasional.
Keduanya terlihat sangat lincah mengikuti gerakan silat. Langkah dan gerakan silat begitu cepat dipelajarinya untuk dipraktekkan di gelanggang. Kesungguhan kedua orang bule itu belajar silat minang didasari kecintaannya dengan silat sejak usia 24 tahun dan 20 tahun.
“Linda tertarik dengan silat Indonesia (Bukittinggi), sejak umur 24 tahun sedangkan Claudio tertarik sejak umur 20 tahun tetapi baru mendalami silat umur 34 tahun sampai sekarang. Awal kedatangan pada tahun 2016 kemudian tahun 2017 ini, sudah dua tahun berturut-turut,” jelas Sekretaris umum IPSI Bukittinggi, Mul Akhiar Dt. Sinaro, Selasa (30/5/2017).
Karena kecintaan mereka kepada silat, kedua bule Italia itu akan mengembangkan perguruan silat Bukittinggi, Harimau Singgalang di negara asalnya Italia.
“Silek itu punyo etika dan adab tersendiri. Mengajar budi pekerti dan pribadi, saling menghargai. Silek itu bukan untuk berbangga diri tapi untuk mengikat bathin antar sesama. Begitu Falsafah Silek itu,” kata H. Syafyan Nadar, menirukan apa yang disampaikan kedua pesilat dari Italia itu.
Sebelumnya juga sudah banyak pesilat dari berbagai negara di dunia belajar ke Bukittinggi. “Sebenarnya sudah banyak pesilat dari berbagai negara yang belajar Silek sekaligus mencari guru di Bukittinggi. seperti dari Spanyol, Austria dan Maroko, kemudian terakhir Italia. Mereka berturut-turur datang dalam rangka latihan. Mereka juga akan ikut festival Silek tradisi nanti di Bukittinggi,” jelasnya.
Dia meminta agar pemerintah daerah dan Provinsi untuk memperhatikan tradisi silat. Karena silat sendiri sudah masuk UNISCO sebagai warisan dunia bukan benda.
Bila bicara ‘silek’ sebut Mul Akhiar, maka akan ingat Sumbar. Karena jelasnya, sesuai dengan pertemuan Dirjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa bulan lalu yang menyebut silat adalah warisan dunia.
“Untuk itu perlu digeliatkan kembali untuk mengundang para tamu domestik dan mancanegara dalam rangka festival Silek tradisi tingkat internasional yang nanti akan diikuti oleh 16 negara nusantara dan internasional. Meliputi, Brunai Darussalam, Malaysia, Laos, Viatnam, Thailand, Korea dan Jepang, termasuk benua Amerika dan Eropa,” sebut Mul Akhiar. (bpc15)