BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Matinya anak harimau sumatera, Jumat (26/5/2017) kemarin, langsung dilakukan visum atau otopsi oleh dokter Klinik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Setelah dilakukan visum, anak harimau berjenis kelamin jantan tersebut langsung dikuburkan. Namun sebelum dikuburkan, ada satu kegiatan lagi yang dilakukan tim BBKSDA, yakni perekaman jejak.
Menurut Azwar, salah seorang dokter klinik BBKSDA Riau mengatakan kepada kru bertuahpos.com, kegiatan perekaman jejak dilakukan untuk mengetahui apabila ditemukan jejak yang sama di dalam hutan. “Tujuannya agar memastikan apabila ditemukan jejak di dalam hutan, apakah itu jejak hewan yang sudah mati ini atau hewan lainnya,” ujar Azwar.
Baca:Â Anak Harimau Mati, Dokter Klinik BBKSDA Riau: Akan Tahu Hasil Visumnya 10 Hari Lagi
Pria yang dulunya bertugas di Pusat Pelatihan Gajah di Minas ini turut menjelaskan, perekeman jejak atau tapak hewan yang sudah mati, dilakukan dengan dua media. “Biasanya dengan ginsum atau semen,” jelasnya.
Azwar turut menjelaskan tata cara dilakukannya perekaman jejak atau tapak. Yakni, kaki atau tapak hewan yang sudah mati, akan ditekankan ke media ginsum ataupun semen yang masih baru, untuk kemudian tercetak dan didiamkan beberapa lama sampai keras. (bpc9)