BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dinas Perdagangan, Koperasi (Disdagkop) dan UMKM Provinsi Riau dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan pihak PT Pertamina (Persero), untuk menjawab keluhan masyarakat soal pengurangan BBM bersubsidi jenis premium. Keluhan terjadi hampir di seluruh SPBU di Riau.
Kepala Disdagkop UMKM Provinsi Riau, Dahrius Husein mengatakan upaya duduk satu meja ini memang harus dilakukan dalam waktu dekat, agar tidak muncul gejolak di tengah masyarakat apalagi saat bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri nanti.
“Kami akan panggil Pertamina untuk duduk bersama membahas masalah ini,” katanya, saat ditemui bertuahpos.com, Jumat (26/5/2017) di Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru.
Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Ahmad Hijazi juga mengatakan hal serupa, dirinya segera melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM dan Dinas ESDM untuk menjadwalkan rencana duduk bersama satu meja dengan perusahaan plat merah milik negara itu.Â
Dia menilai, idealnya PT Pertamina, sebagai pihak yang bertanggungjawab melakukan distribusi BBM jenis premium harusnya ada koordinasi dengan pemerintah setempat, jika memang ada rencana pengurangan premium.Â
Baca:Â 2 SPBU di Jalan SM Yamin Sudah Tidak Sediakan Premium
“Perusahaan itu kan niaganya penyalur BBM jenis premium bersubsidi. Di samping itu, kita enggak tahu nih, di Riau apakah ada premium yang non subsidi juga dipasarkan,” katanya.Â
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) hingga kini masih memberikan pernyataan bahwa tidak ada pengurangan jatah BBM jenis premium untuk di Riau dan Pekanbaru.Â
Sales Representative Pertamina Retail Sumbar Riau, Rifki Karta Nasution mengatakan, hingga kini perusahaan milik negara itu masih melakukan distribusi premium sesuai dengan permintaan pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).Â
“Untuk penyaluran BBM di Riau tidak ada pengurangan. Kami distibusikan sesuai permintaan SPBU,” katanya.Â
Berdasarkan data yang dikeluarkan dari perusahaan itu, untuk konsumsi BBM jenis Premium di Kota Pekanbaru, per Maret 2017 lalu penjualannya sebanyak 59.762 kL. Pertalite sebanyak 14.438 kL dan Pertamax Turbo 3.344 kL. (bpc3)