BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Peradaban negeri Melayu ternyata sudah dikenal sejak zaman dahulu bersamaan dengan negeri Sriwijaya, dimana sejarah negeri Melayu ditulis di buku karya I Tsing atau I Ching (義淨; pinyin Yì Jìng) Tahun 634 hingga tahun 713.
Yang berjudul “Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) dan Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang)”.
Dalam buku yang ditulis I-tsing menceritakan dalam pelayarannya dari Cina ke India tahun 671, I-tsing singgah di Sriwijaya enam bulan lamanya, untuk mempelajari Sabdawidya dan menerjemahkan naskah-naskah Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Tionghoa.
Dalam Kisah pelayaran I-tsing dari Kanton tahun 671 yang dituliskan di halaman 8.
“Ketika angin timur laut mulai bertiup, kami berlayar meninggalkan Kanton menuju selatan…. Setelah lebih kurang dua puluh hari berlayar, kami sampai di negeri Sriwijaya. Disana saya berdiam selama enam bulan untuk belajar Sabdawidya. Sri Baginda sangat baik kepada saya. Dia menolong mengirimkan saya ke negeri Melayu, di mana saya singgah selama dua bulan. Kemudian saya kembali meneruskan pelayaran ke Kedah …. Berlayar dari Kedah menuju utara lebih dari sepuluh hari, kami sampai di Kepulauan Orang Telanjang (Nikobar) …. Dari sini berlayar ke arah barat laut selama setengah bulan, lalu kami sampai di Tamralipti (pantai timur India)”
Baca: Minuman Khas Melayu Riau, Inilah Asal Mula Laksamana Mengamuk
Lalu Dalam Perjalanan pulang dari India tahun 685 ditulis oleh I-tsing sebagai berikut.
“Tamralipti adalah tempat kami naik kapal jika akan kembali ke Cina. Berlayar dari sini menuju tenggara, dalam dua bulan kami sampai di Kedah. Tempat ini sekarang menjadi kepunyaan Sriwijaya. Saat kapal tiba adalah bulan pertama atau kedua …. Kami tinggal di Kedah sampai musim dingin, lalu naik kapal ke arah selatan. Setelah kira-kira sebulan, kami sampai di negeri Melayu, yang sekarang menjadi bagian Sriwijaya. Kapal-kapal umumnya juga tiba pada bulan pertama atau kedua. Kapal-kapal itu senantiasa tinggal di Melayu sampai pertengahan musim panas, lalu mereka berlayar ke arah utara, dan mencapai Kanton dalam waktu sebulan.â€
Adapun cerita lain mengenai kerajaan Melayu ditulis dalam buku T’ang-Hui-Yao, yang disusun oleh Wang p’u pada tahun 961, dalam buku tersebut ditulis kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 645 untuk pertama kalinya. Namun, setelah munculnya Sriwijaya sekitar tahun 670, kerajaan Melayu tidak ada lagi mengirimkan utusan ke Cina.
Penulis: MG Putra