BERTUAHPOS.COM, SURABAYA – 2 Hari setelah ditutupnya lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak, suasana di kawasan tersebut kembali seperti semula. Apalagi blokade jalan menuju Gang Dolly yang biasanya dijaga oleh anggota Front Pekerja Lokalisasi (FPL), Barisan Bintang Merah (BBM) serta Komunitas Pemuda Independen (KOPI) telah dibuka.
Namun, deklarasi yang digagas Pemerintah Kota Surabaya tersebut tidak membuat efek apa pun. Dari pantauan Liputan6.com di lapangan, aktivitas para pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Gang Dolly dan Jarak masih berjalan seperti biasanya.
Suara musik masih terdengar menghentak dari seluruh wisma yang ada. Begitu juga para calo yang masih bekerja dengan menawarkan wisma pada siapa pun yang melintas di kawasan itu.
Hanya wisma Barbara, sebuah wisma terbesar dan memiliki gedung berlantai 6 yang tampak tutup. Bahkan beberapa pekerja tampak mulai mengemasi barang mereka dari dalam wisma.
Hal tersebut dijelaskan salah satu aktivis KOPI, Saputra alias Pokemon yang mengatakan bahwa lokalisasi Dolly dan Jarak tetap buka meski sudah ada deklarasi penutupan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
“Yang ditutup itu Islamic Center, kalau di sini tetap buka,” tuturnya, Jumat malam 20 Juni 2014.
Dia menambahkan, dengan adanya deklarasi itu, pihaknya justru berterima kasih pada Walikota Risma. “Saya terimakasih karena telah menutup Islamic Center dan buka lokalisasi Dolly dan Jarak,” imbuhnya.
Untuk mengapresiasi hal itu, FPL, KOPI dan BBM mengundang wartawan untuk mengambil gambar suasana dan foto para PSK di seluruh wisma. “Silakan diambil gambarnya. Di kamar PSK juga kami persilakan mulai malam ini sampai besok malam,” katanya.
Walaupun demikian, menjelang Ramadan atau bulan puasa, lokalisasi Dolly dan Jarak akan menutup wismanya guna menghormati umat Islam menjalankan ibadah puasa.
“2 Hari sebelum puasa para pemilik wisma di Dolly dan Jarak bersepakat untuk libur,” pungkasnya.
Terkait masih bukanya kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa saat ini pemerintah memang memberikan waktu 5 hari bagi warga dan pemilik wisma untuk mengambil uang kompensasi.
“Nanti ketika puasa baru akan kita tertibkan. Langkah pertama kita bersihkan atribut-atribut yang berbau prostitusi. Setelah itu usai Lebaran baru kita tertibkan menyeluruh sehingga mereka tak buka lagi,” tuturnya.(Liputan6)