BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dua pabrik karet yang berada di tengah Kota Pekanbaru sudah seharusnya dipindahkan. Hal ini ditegaskan oleh Elvi Yenie kepada kru Bertuahpos.com, Rabu (07/03/2017). Dia mengatakan keberadaan pabrik karet yang ada di sekitar permukiman warga seharusnya sudah lama direlokasi.
“Sudah tidak layak. Pabriknya mengelola limbah dengan sangat buruk. Saya pernah masuk kesana, saya lihat mereka hanya menggunakan sumur endapan sementara untuk menampung limbah cair produksi mereka. Disaat air sungai pasang, mereka akan membuangnya ke sungai,” tutur Elvi Yenie yang juga merupakan dosen Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Riau.
Lebih lanjut, perempuan yang pernah mendapat dana hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk tahun 2016 ini juga menjelaskan, untuk limbah yang ditimbulkan dari pabrik tersebut ada dua polusi yang ditimbulkannya. Yakni polusi air dan udara. “Kalau udara gak bisa ditanggulangi,” ujarnya.
Untuk polusi air, Elvi Yenie yang merupakan salah satu lulusan Master di Universitas yang ada di Malaysia, menjelaskan efek akibat pengolahan limbah pabrik yang tidak baik. Hal ini mengakibatkan pH atau derajat keasaman air yang menjadi tinggi.
“Padahal menurut Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-03/MNKLH/II/1991 1 Februari 1991, ditetapkan bahwa air limbah pabrik boleh dibuang ke sungai atau lingkungan jika pH air limbah tersebut berkisar 6 sampai 9,” ujar Elvi Yenie.
Elvi Yenie juga menjelaskan efek yang ditimbulkannya. Diantaranya tidak layak konsumsinya air sungai oleh masyarakat. “Bagaimanapun juga sungai masih menjadi jantung kehidupan beberapa warga di era modern seperti ini. Apalagi jika berdasarkan Indikator pengukuran Kualitas Air Limbah Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD), air limbah pabrik karet yang ada di Rumbai sudah sangat tinggi. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan enceng gondok yang cepat. Tentu hal ini tidak baik untuk lingkungan jika enceng gondok menutupi sungai,” ujarnya.
Penulis: Teguh Asrin