BERTUAHPOS.COM (BPC), LIMAPULUH KOTA – Masyarakat korban banjir di Nagari Durian Tinggi, Kecamatan Kapur IX dan Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Propinsi Sumatera Barat, kini butuh makanan, sembako, selimut dan obat-obatan.
Kebutuhan makanan siap saji dan air mineral sangat mendesak, mengingat ribuan masyarakat terpapar banjir di dua kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota itu, tidak bisa melakukan aktivitas apapun selain melakukan evakuasi terhadap barang-barang dan anggota keluarga ke tempat aman.
“Memang masyarakat korban banjir butuh sembako, makanan, selimut, peralatan sekolah dan obat-obatan. Memang mereka tidak di posko pengungsian tetapi di tempat kerabat masing-masing,” jelas Camat Kapur IX, Andri Yasmen, di sela-sela evakuasi korban banjir.
Baca: Hindari Korban Jiwa PLN Matikan Listrik, Korban Banjir Gelap-gelapan
Hingga kini bantuan dari berbagai kalangan, instansi pemerintah untuk korban banjir mulai berdatangan di posko BPBD Limapuluh Kota di eks Kantor Bupati Lama, Jalan Sudirman, Kota Payakumbuh.
Meski begitu, tim BPBD, Basarnas, TNI Polri dibantu Brimob serta relawan dan masyarakat terus melakukan evakuasi longsor di Koto Alam. Seperti diketahui, akibat longsor membuat jalan Sumbar-Riau tidak bisa dilalui, dan ratusan pengendera roda dua dan empat terjebak diantara Koto Alam dan Sibunbun, Nagari Tanjung Balik.
Akibat lonsor sedikitnya 4 orang meninggal dunia dan sebahagian pengguna jalan mengalami luka-luka karena diterjang longsor dahsyat saat antri di lokasi timbunan tanah lonsor. Kemudian ada 8 unit kendaraan pribadi dan angkutan barang ikut terseret masuk jurang akibat lonsong.
Evakuasi korban selamat dan meninggal dunia terus dilakukan tim dengan mengerahkan alat berat. Banyaknya titik lonsor menyulitkan tim untuk masuk ke lokasi bencana banjir. Sehingga kini Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX terisolasi.
BPBD Limapuluh Kota juga sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kampar, Propinsi RIau, namun akibat jalan Negara Sumbar-Riau di Sibunbun, Nagari Tanjung Balik, amblas, juga tidak bisa masuk menuju Pangkalan. Dua Kecamatan itu betul-betul tertutup dari segala arah. (khatik)