BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kegiatan menongkah itu sebuah kebudayaan dalam Suku Melayu pesisir. Orang-orang kenalnya Suku Duanu (suku laut). Bangsa Duanu sendiri memang hidup dilaut sejak zaman nenek moyang dulu.
Jika Anda berkesempatan mampir ke Kabupaten Inhil, Riau, jangan lupa singgah ke suatu daerah Cincong. Ke daerah ini memang butuh waktu karena harus membelah laut dengan boad pancung (speedboat yang terbuat dari kayu).
Aktifitas menongkah kerang masih banyak ditemui di daerah ini. Menongkah itu asal katanya ‘tongkah’. Artinya papan untuk tumpuan. Papan ini biasanya dipakai untuk melewati jalan becek supaya bisa melintas. Konon dari banyak cerita yang beredar, juga membenarkan bahwa inilah sejarah awal inspirasi olehraga selancar di Hawai tahun 1767 silam.
Selain di Kecamatan Cincong, aktifitas menongkah kerang itu juga bisa dijumpai di Kecamatan Tanah Merah, Inhil. Penduduk Suku Laut ini menggunakan papan selanjar (penyangga) itu untuk mencari kerang liar dibibir pantai.
Uniknya, hampir 100% pantai di wilayah pesisir Inhil ini bukan pasir, tapi lumpur. Di situlah habitat banyak biota laut bersemayam, termasuk kerang. Tiangan dalam dialek Orang Laut. Atau Mud Ski atau Ski Lumpur.
Teknik ini cukup unik. Dengan papan penyangka (tongkah) itu, Kaum Orang Laut turun ke pantai lumpur dengan membawa parang dan karung. Mereka tebaskan parangnya ke salam lumpur itu. Jika terdengan bunyi ‘krek’ yang beradu dengan besi parang, itu tabdanya ada kerang.
Sebelah kaki mereka bertumpu diatas papan selancar itu, sebelahnya lagi masuk dalam lumpur untuk mendorong agar papan itu bisa berjalan. Papan ini tidak akan terbenam dalam lumpur.
Sebuah Tongkah biasanya terbuat dari belahan kayu besar dalam keadaan utuh, tetapi tidak jarang juga tongkah terdiri dari gabungan dari belahan papan. Panjang tongkah rata-rata 2 M s/d 2,5 M dengan Lebar 50 Cm s/d 80 Cm dan ketebalan 3 Cm s/d 5 Cm.
Tongkah umumnya terbuat dari jenis kayu Pulai dan Jelutung. Jenis kau ini sangat ringan di atas permukaan air jika susah mengering. Masing-masing bagian ujung papan itu berbentuk lantip, persis seperi selancar. Orang Laut biasa turun ke bibir pantai untuk penongkah mencari kerang pada saat air surut, sehingga permukaan bibir pantai terbuka lebar.
Dalam hitungan masyarakat setempat, ada sekitar 17 lokasi pengambilan kerang. Ribuan hektare lautan lumpur di Sungai Bidari, Sungai Besar, Sungai Kecil, Sungai Beruang, Sungai Bukit, Desa Sungai Laut, Sungai Gamak Kecil, Sungai Gamak Besar, Sungai Temiang Kecil, Sungai Temiang Besar, Sungai Menteli, Sungai Lada, Sungai Barogong, Sungai Keramat dan Desa Sungai Buluh itulah, tempat Orang Suku Laut mencari kehidupan.
Penulis: Melba Ferry Fadly