BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Industri perkebunan dan pengolahan sawit adalah kunci perekonomian Indonesia saat ini. Ekspor minyak sawit menjadi penghasil devisa penting negara dan industri ini juga memberikan lapangan kerja bagi jutaan orang Indonesia.
Volume ekspor minyak kelapa sawit sepanjang Januari-November 2016 mencapai 25,7 juta ton, dengan nilai pemasukan devisa lebih dari Rp 240 triliun. Ekspor minyak sawit tersebut antara lain ke India 19,84%, Tiongkok 10,89%, Belanda 9,73%, dan Pakistan 7,01%.
Diharapkan dengan adanya peningkatan produksi tahun ini karena iklim yang mendukung, serta membaiknya perekonomian dunia diharapkan ekspor minyak sawit tahun ini semakin meningkat.
Direktur Utama BPDP-KS Bayu Krisnamurthi dalam keterangan persnya mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan ekspor nasional tahun ini sebesar 5,6%. Untuk itu, dalam perhitungan BPDP-KS, ekspor minyak sawit nasional tahun ini harus tumbuh 8-9%, pada angka moderat ekspor diproyeksikan tumbuh 8,5%.
Untuk memenuhi target tersebut Pemerintah Indonesia berupaya menjaga pasar minyak sawit di empat negara tujuan ekspor, yakni India, Tiongkok, Belanda, dan Pakistan. Pemerintah akan menggiatkan promosi, misi dagang, dan kerja sama teknis guna menghilangkan kendala perdagangan.
Pemerintah juga menggarap serius pasar baru yang terus menunjukkan tren peningkatan positif yaitu Spanyol, Italia dan Amerika Serikat, seiring naiknya konsumsi biodiesel di negara-negara tersebut
Meski demikian, Bayu mengatakan peningkatan ekspor ke Eropa masih menghadapi tantangan terutama terkait isu lingkungan. “Selain Prancis, ada negara-negara lain yang menunjukkan indikasi memperketat masuknya produk kelapa sawit Indonesia.†tuturnya.
Tahun 2020 Eropa juga berencana hanya mengimpor kelapa sawit yang berkelanjutan. “Menghadapi rencana itu Indonesia harus lakukan pertemuan dengan mereka untuk menyamakan pengertian apa yang dimaksud dengan sawit yang berkelanjutan, agar tidak ada salah persepsi†ujar Bayu. (awi/nasionalisme.co)