BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kurang lebih sisa waktu sepekan lagi, Pusat Kota Pekanbaru akan ramai dengan beragam kegiatan. Ditetapkannya Riau sebagai tuan rumah peringatan Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI), satu sisi menjadi kebanggaan bagi Riau. Karena ini merupakan perayaan hari anti korupsi pertama dilakukan di luar Pulau Jawa.
Namun disisi lain, tentu saja peringatan ini tidak hanya habis sebatas seremoni belaka. Beban moral Pemprov dan masyarakat Riau dipertaruhkan, di mata nasional.
“Kami tidak ingin ada lagi pejabat Riau tersangkut korupsi. HAKI menjadi simbol resolusi mental Pemerintah Riau. Jika masih ada yang tertangkap karena korupsi, HAKI di Riau gagal,” kata Ika, seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau, Rabu (30/11/2016).
Dia mengatakan, Pemprov Riau harusnya bisa bercermin dari banyaknya kasus korupsi yang membelit pejabat dan gubernur Riau. Karena kasus korupsi membuat sejumlah petinggi itu harus terkurung di jeruji besi.
Perayaan HAKI tentunya tidak habis pada rangkaian acara seremoni belaka. Masyarakat Riau sudah sangat lama merindukan sistem pemerintahan yang bersih tanpa pungutan apapun.
“Bagi saya sudah saatnya Riau berbenah diri. Tentunya dengan peringatan HAKI menjadi harapan besar untuk mewujudkan itu,” kata Salim, warga Jalan KH Ahmas Dahlan kepada bertuahpos.com.
Meski dia tidak kenal secara dekat dengan pejabat-pejabat Riau yang sudah tersandung kasus korupsi, namun tetap saja tindakan seperti itu sudah menciderai hati masyarakat Riau, di mata tanah air. Apalagi dengan Riau pernah ditetapkan sebagai provinsi ke lima rawan korupsi.
” Harapan saya, sudah waktunya Riau memperbaiki diri. Sudah cukup sejumlah pejabat dan tiga Gubernur Riau tersandung kasus itu. Kami sebagai masyarakat mungkin selama ini dianggap tidak peduli, namun secara pribadi kami merasa sangat malu dengan label korupsi melekat di Riau,” tambahnya.
Penulis: Melba Ferry Fadly