BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Anak belum usia kerja berkeliaran di lampu merah sembari menjajakan koran. Pemandangan seperti ini sudah biasa terlihat di kota-kota besar, termasuk di Kota Pekanbaru.
Orang tua yang memaksa seorang awak dibawah umur terlibat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sama saja dengan tindakan eksploitasi. Orang tua bisa bermasalah secara hukum, dan si anak kemungkinan besar bisa mengalami tekanan prikologis.
Pakar Prikologi Anak di Riau, Tengku Nila Fadhilia menjekaskan, anak-anak di bawah umur belum pantas untuk bekerja. Dalam preskriptif psikologi, anak seusia sekolah dasar memiliki tiga tugas perkembangan anak. Yakni belajar, bermain dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
“Disaat mereka duduk di bangku sd dan bekerja, itu tidak sesuai dengan tugas perkembangan anak, ” ungkapnya kepada kru Bertuahpos, Selasa, (15/11/16).
Jika hanya karena faktor ekonomi, seorang anak tidak dibebankan tanggung jawab untuk bekerja. Melainkan adalah tanggungjawab orang tuanya. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tidak boleh dibebankan ke anak. Secara psikologis anak-anak yang bekerja di bawah umur, akan kehilangan waktunya untuk bermain.
Dampaknya secara kognitif tidak main-main. Saat sang anak berbeda dalam lingkungan anak lain yang tidak bekerja. Mereka akan menjadi anak-anak yang mandiri dari anak-anak yang tidak bekerja. Dan mereka lebih cerdas dalam menyelesaikan masalahnya dikarenakan kerasnya kehidupan mereka, walaupun pekerjaan mereka tidak seberat orang dewasa.
“Seperti anak yang menjual koran, gimana caranya anak itu akan mencari cara agar koran yang dia jual laku, itu salah satu cara dia memikirkan solusi dari masalahnya, ” ungkap Nila. Akan lebih baik jika sang anak diberi tugas sesuai dengan usianya. Agar mereka tidak kehilangan masa bermainnya.
Penulis: Vina