BERTUAHPOS.COM, LIMAPULUH KOTA – Anggota Pemadam Kebakaran Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, bersama dengan puluhan masyarakat Nagari Tanjuang Pauh, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, berjibaku melawan kobaran api yang membakar semak-semak dipinggir jalan Nasional penghubung Provinsi Sumbar-Riau.
Sedikitnya ada 3 hektar lahan semak belukar dan perkebunan karet warga Nagari Tanjuang Pauh, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, hangus dalam hitungan jam akibat amukan sijago merah. Dari saksi mata yang melihat, kobaran api berawal dari semak dipinggir jalan nasional Sumbar-Riau kemudian membesar dibawa tiupan angin hingga membakar perkebunan karet warga.
Damkar Kecamatan Pangkalan Koto Baru dibantu Damkar Kecamatan Kapur IX sigap menjinakkan kobaran api. Sehingga api tidak meluas ke hutan dan semak belukar lainnya. Tidak hanya Damkar, instansi Pemerintah ditingkat Kecamatan, Polisi, TNI dan warga peduli api ikut membantu menjinakkan api agar tidak melebar.
Camat Pangkalan Andri Yasmen, kepada awak media menyebut kobaran api yang menghanguskan semak belukar dipinggir jalan Sumbar-Riau itu hingga kini belum diketahui sumber apinya. “Kita masih mencari tahu dari mana sumber api berasal. Tetapi kita menduga api berasal dari puntung rokok yang dibuang pengendera yang melintas di Jalan Nasional Sumbar-Riau,” jelas Camat Pangkalan Andri Yasmen.
Disampaikan Camat, akibat kebakaran itu, warga mengalami kerugian materi karena perkebunan warga ikut rusak dijamah api. “Kita taksir kerugian sekitar Rp 100 juta. Pastinya kita belum hitung, karena perkebunan karet milik warga, jumlahnya kita belum tahu berapa batang,” jelasnya.
Agar kejadian serupa tidak terus terjadi disaat musim panas, Camat bersama muspika lainnya sudah menyampaikan edaran kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan perkebunan baru dengan cara membakar. Kemudian juga meminta masyarakat untuk tidak membakar sampah, tetapi dikubur, dan juga meminta masyarakat untuk tetap waspada dengan api di rumah baik dari tungku tempat memasak maupun dari kosleting listrik.
“Kita sudah sejak jauh-jauh hari menyampaikan edaran kepada masyarakat untuk waspada dengan api. Kemudian kita menekankan agar masyarakat tidak membuka lahan perkebunan baru dengan cara membakar. Ini kita sampaikan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan yang berdampak luas bagi kesehatan masyarakat banyak,” harapnya.
Andri Yasmen menyebut jika kebakaran dipinggir jalan Sumbar-Riau itu tidak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas dan tidak menganggu pengendera baik roda dua maupun roda empat yang melintas. (khatik)