BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dalam rangka mengerakkan perekonomian masyarakat, pemerintah melakukan upaya untuk membangun pasar dengan fasilitas. Namun ironisnya bangunan pasar yang dibangun pemerintah malah kosong melompong. Jika dibandingkan, sangat bertolak belakang dengan pasar kaget yang biasa memenuhi komplek perumahan.
Seperti yang diungkapkan Alex, pedagang sembako di Pasar Cik Puan Pekanbaru. Saat pagi, dia menggelar dagangannya di pasar ini. Pada saat sore, dia berpindah ke pasar kaget di Jalan Sigunggung, Pekanbaru.
Aktifitas seperti itu dia lakukan hampir setiap kali. “Kecuali kalau ada acara, saya tutup. Kalau tidak sayang buka terus dipasar kaget. Kadang-kadang mutar juga di pasar kaget lain,” ujarnya, kepada bertuahpos.com, Selasa (30/08/2016).
Dia tahu bahwa pemerintah sudah membangun fasilitas pasar untuk para pedagang. Namun, dia dan sebagian pedagang lain saja yang mengurungkan niat untuk membuka dagangannya di tempat itu.
“Entah kenapa kalau dipasar seperti itu memang tidak banyak masyarakat yang mampir. Kalau kami sebagai pedagang tentu mencari tempat yang ramai pengunjungnya,” tambahnya.
Dia menyebutkan, bangunan pasar yang dibuat pemerintah selalu berada diposisi yang tidak strategis. Sementara, untuk tempat, pedagang biasanga juga dikenakan biaya, baik sewa tempat ataupun uang lainnya. Namun jika tempat yang disediakan oleh pemerintah ternayata tidak memberikan efek keuntungan bagi pedagang, tentu saja pedagang memilih untuk tidak berjualan di pasar yang sudah disediakan pemerintah.
“Orang jualan di rumah saja lebih banyak untung ketimbang jualan ditempat seperti itu,” sambungnya.
Radiyah, seorang ibu rumah tangga, kepada bertuahpos.com juga menyebutkan, dia lebih memilih belanja di pasar kaget ketimbang di pusat perbelanjaan atau pasar yang disediakan oleh pemerintah. “Kalau kami biasanya lebih kepada efisien waktu. Kalau ke pasar waktunya lama. Kalau ternyata dekat komplek juga ada pasar kenapa harus jauh-jauh,” ujarnya.
Melihat persoalan ini, Kepala Bidang Pengembangan Perekonomian, Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemprov Riau, Asril Encik mengatakan, pasar kaget secara umun akan berdampak secara lingkungan. Misalnya tentang kenyamanan dan kebersihan.
“Namun dampak secara ekonomi, kita bisa lihat dari undang-undang, yang menyebutkan setiap warga negara berhak melakukan aktifitas berusaha. Tinggal masalah pengelolaan oleh pemerintah. Dari 14 pasar rakyat di Pekanbaru ternyata masih banyak yang kosong. Belum ada kebijakan pemerintah yang mengatur masalah ini,” kata Encik.
Penulis: Melba