BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Seperti di tahun 2015 lalu, Provinsi Riau masuk dalam daftar buruk bencana kabut asap sepanjang sejarah. Tidak hanya menutup langit Riau, bencana kabut asap juga telah menelan beberapa korban jiwa. Bencana kebakaran hutan dan lahan itu membuat gejolak sosial. Masyarakat marah kepada pemerintah, pemerintah juga berang kepada perusahaan, sebab menemukan bahwa titik api berasal dari lahan para korporat itu.
Tahun 2016 cerita lain. Semua pihak, baik dari pemerintah dan Satuan Tugas Karhutla di Riau lebih dulu mencuri start. Api dipadamkan untuk menekan hotspot, langit Riau dan langit Pekanbaru seperti dilihat saat ini. Menariknya, Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) melakukan kajian mengumpulkan data titik hotspot sepanjang tahun 2015 dan 2016 dibeberapa perusahaan.
Alhasil cukup mengejutkan. Ternyata korporasi HTI banyak menyumbang titik panas. Pada tahun 2015 PT Arara Abadi menyumbang titik panas sebanyak 454 titik. Separuh dari titik panas itu kembali muncul di tahun 2016 yakni sebanyak 201 titik.
PT RAPP, perusahaan yang berafiliasi dengan APRIL Group itu menyumbang sebanyak 420 titik panas sepanjang 2015. Tahun ini RAPP juga menyumbang sebanyak 270 titik panas atau hotspot. Sedangkan untuk PT Sumatera Riang Ekstasi, sepanjang tahun 2015 menyumbang sebanyak 246 titik. Tahun 2016 perusahaan itu menyumbang 129 titik.
PT Rimba Rokan Lestari menyumbang sebanyak 173 titik panas pada tahun 2015. Sedangkan tahun 2016 perusahaan ini menyumbang sebanyak 132 titik panas. Diantara perusahaan tersebut, juga ada perusahaan yang pada tahun sebelumnya terpantau titik hotspot namun pada tahun 2016 tidak terlihat lagi.
“Dari data ini sudah dapat kita simpulkan bahwa perusahaan besar di Riau yang sebenarnya ikut berkontribusi terhadap titik panas dalam kasus kebakaran hutan dan lahan di Riau. Titik-titik panas itu kami yakini juga ada titik api didalamnya,” ujar Wakil Koordinator Jikalahari, Made Ali kepada bertuahpos.com, Jumat (26/08/2016).
Penulis: Melba