BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Pihak Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) benar-benar berharap musibah agar kabut asap tidak terulang lagi. Mengingat kabut asap yang merupakan imbas Kebakaran Lahan Dan Hutan (Karlahut) pada tahun 2015 membuat bisnis wisata terpuruk.
Hal tersebut Disampaikan Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Riau, Dede Firmansyah kepada kru bertuahpos.com. “Kita tahu seluruh petugas saat ini benar-benar intenss mencegah kabut asap datang lagi. Kita sangat berharap musibah itu tidak terulang,†sebutnya, Senin (25/07/2016).
Dede menyampaikan kabut asap pasti menjadi momok pariwisata. Sebab seperti yang terjadi tahun lalu, arus penerbangan terganggu. Bahkan beberapa maskapai tidak sekedar delay, bahkan cancel atau membatalkan penerbangan.
Sehingga tingkat kunjungan di Riau dan Pekanbaru Khususnya menjadi turun drastis. Dampaknya berimbas pada okupansi atau tingkat hunian di sektor perhotelan. “Jadi dampaknya sangat banyak. Besar harapan kita kabut asap itu  tidak ada lagi,†katanya.
Selain itu Dede juga mengajak Pemerintah Daerah (Pemda) mendorong tumbuhnya iven-iven yang berskala nasional mau pun Internasional. “Karena tidak bisa hanya mengandalkan momen besar seperti lebaran atau libur panjang. Harus ada iven berkala di daerah,†katanya.
Apalagi pasca lebaran kecenderungan tingkat kunjungan wisata berkurang.  “Seperti di Pekanbaru yang banyak saat ini untuk urusan bisnis. Itu yang masih tinggi. Kalau ke daerah-daerah masih kurang,†katanya.
Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat ada 17 hotspot atau titik panas di Sumatera, Senin sore (25/07/2016). “Kalau Riau nihil hotspot,†kata Kepala Seksi Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi.
Sedangkan untuk visibility atau jarak pandang di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru 10 kilometer, Rengat tujuh kilometer. Lalu Dumai dan Pelalawan masing-masing masih 10 kilometer.
Penulis: Riki