BERTUAHPOS.COM (BPC), JAKARTA – Amiatun Muslimayatun alias Atun alias Umi Delima tak lama berada di pelarian usai sang suami, Santoso alias Abu Wardah tewas dalam baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala. Sempat melarikan diri, Atun kini pasrah saat ditangkap.
Atun ditangkap di wilayah pegunungan Tambarana, Poso, Sulteng, sekitar pukul 09.00 Wita. Perempuan yang kabur saat Santoso tewas dalam baku tembak ini ditangkap tanpa perlawanan.
“Sementara tidak (Ada perlawanan),” kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Hari Suprapto saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/7/2016).
Berdasarkan foto yang diterima detikcom, istri Santoso itu tampak mengenakan jilbab panjang berwarna hitam yang dibalut dengan kain penutup wajah motif kotak-kotak. Dia juga terlihat memakai celana panjang motif loreng.
Ketika masih berada di gunung bersama Santoso Cs, Atun terlihat dalam salah satu foto sedang membawa senjata laras panjang. Soal keberadaan senjata ketika Atun ditangkap, hal itu masih diselidiki.
“Belum, masih dikembangkan,” ujar Hari.
Tim Satgas Tinombala berhasil menangkap istri Santoso, Jumiatun Muslimayatun alias Delima. Saat itu, tidak ada kontak senjata.
“(Ditangkap) sendiri, di daerah Tambarana, sedang jalan kaki aja kepergok, dari tim patroli yang menemukan,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar kepada detikcom, Sabtu (23/7/2016).
Dalam penangkapan itu, tim menyita satu buah tas yang dibawa Delima. Namun, Boy belum bisa menjelaskan apa saja isi tas itu.
“Ada tasnya diamankan, lagi dibawa, lagi dicek dulu,” jelasnya.
Dari foto yang diperoleh detikcom, Delima dikawal ketat sejumlah anggota Satgas Tinombala yang bersenjata laras panjang. Delima tampak menundukkan kepalanya. Dari lokasi itu, anggota Satgas kemudian membawa Delima dengan menggunakan mobil.
Sementara berdasarkan foto yang diterima detikcom dari Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, ‘Bidadari’ Santoso itu telah diamankan di sebuah ruangan. Dia terduduk dengan pakaian yang dikenakan masih sama.
Jumiatun Muslimayatun alias Delima, istri Abu Wardah alias Santoso ditangkap di Tambarana, Poso. Dia disergap Tim Batalyon 303 Rider Kostrad, yang menjadi bagian dari Satgas Tinombala.
“Diperintahkan oleh Satgas Tinombala untuk mengejar (istri Santoso dan 1 wanita lainnya) dan saya belum memastikan apakah itu istrinya Santoso tapi seorang wanita disergap oleh Batalyon 303 Rider Kostrad,” ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai menghadiri upacara pembukaan Kejuaraan Nasional Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia (KKI) 2016 di Oesman Sapta Odang (OSO) Sports Center, Komplek Grand Wisata, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/07/2016).
Menurut Gatot, istri Santoso dan satu wanita yang diduga merupakan istri Basri, Nurmi Usman tidak memegang senjata. Karena itu, keduanya tidak boleh ditembak alias harus ditangkap hidup-hidup.
“Nah karena tidak bersenjata ya harus hidup. Karena prinsipnya TNI adalah tidak boleh menembak orang yang tidak bersenjata karena dalam operasi apapun juga TNI selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia,” ujarnya.(kompas)