BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Tidak ada asap kalau tidak ada api. Begitu setidaknya gambaran persoalan penanganan sampah di Pekanbaru yang menjadi buah bibir tidak hanya lokal bahkan nasional.
Ibu Kota Provinsi Riau yang digadang-gadang sebagai kota investasi ternyata harus menanggung malu akibat penanganan sampah yang tidak beres. Bahkan Pekanbaru yang dipimpin Firdaus MT bersama Ayat Cahyadi terancam tidak meraih piala Adipura untuk kedua kalinya.
(Foto: Eks karyawan PT MIG melakukan aksi demo di depan Kantor Walikota Pekanbaru)
Persoalan sampah dimulai setelah para karyawan PT Multi Inti Guna (MIG) yang menjadi rekanan swasta yang mengangkut sampah mogok kerja, Kamis (02/06/2016). Penyebabnya gaji April hingga Mei menunggak. “Kita mogok karena gaji menunggak April sampai Mei. Kita sudah minta penjelasan tetapi mereka lari-lari, makanya kita mogok. Kitakan menuntut hak,†sebut seorang karyawan.
Ini aksi mogok kerja ketiga kalinya setelah sebelumnya pada 25 Maret 2016 dan 8 April 2016 karyawan melakukan aksi serupa. Penyebabnya juga sama gaji yang menunggak.
Sebab sampah yang tidak diangkut pihak ketiga, sehingga menimbulkan bau busuk sementara ditangani Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Pekanbaru, Senin (06/06/2016). Bahkan Kepla DKP, Edwin Supradana telah memberikan teguran keras ke PT MIG sehingga pihak swasta tersebut otomatis putus kontrak. “Mulai Minggu secara sah pemutusan kontrak sepihak secara lisan. Karena tidak mugkin sudah tiga hari sampah tidak diangkut,†ujarnya waktu itu.
Namun esok harinya Selasa (07/06/2016) siang, mendadak dipimpin Walikota Pekanbaru, Firdaus MT turut hadir perwakilan PT MIG, Kepala DKP Pekanbaru Edwin Supradana, Asisten II Sekdako Pekanbaru Dedi Gusriadi, Walikota Pekanbaru Firdaus MT, dan para camat. Sempat mengaku kapok bekerjasama dengan PT MIG, hasil rapat yang berjalan alot memutuskan pihak ketiga kesempatan selama tiga hari bekerja seperti biasa sebelum dievaluasi kembali Sabtu (11/06/2016).
Beberapa hari kemudian karyawan lakukan aksi unjuk rasa Selasa (14/06/2016). Menuntut tunggakan gaji tersebut akan dibayarkan pada Jumat (17/06/2016). Namun, Pemko Pekanbaru mengklaim siap mencairkan sisa Rp 800 juta anggaran untuk PT MIG sekaligus membantu melunasi pembayaran tunggakan gaji karyawannya. Baca MajalahBertuah.com (Realiti Adipura Pekanbaru)
Secara mengejutkan pula, Senin (20/06/2016), Kepala DKP Pekanbaru, Edwin Supradana dicopot dari jabatannya, bersama dengan empat bawahannya. “Ini sudah dua pekan, masalah sampah tidak kunjung tertangani. Pak Walikota mengambil kebijakannya ini,” ujar Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru, M Noer, pada waktu itu. Posisi Edwin sementara diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt) dipercayakan kepada Kepala Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Kota Pekanbaru, Zulkifli Harun.
Besoknya, Senin (21/06/2016) Pemko Pekanbaru mesti menahan malu, sebab Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto didampingi Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman sempat menyaksikan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) depan Rumah Dinas Wali Kota Pekanbaru ternyata mencuri perhatiannya. Sebelum beranjak pergi menuju tempat pelantikan Pengurus DPD I Partai Golkar di hotel Arya Duta Pekanbaru.
(Foto: Massa datangi kediaman Walikota Pekanbaru)
Rabu (22/06/2016), masih tidak ada kejelasan, eks karyawan PT Multi Inti Guna (MIG) demo kembali kali ini sasarannya Kediaman Walikota Pekanbaru tepa sehari jelang peringatan hari jadi Pekanbaru . Para pendemo akhirnya diterima Walikota Pekanbaru, Firdaus MT dan diajak berdialog bersama. Disampaikan pihak MIG sudah akan datang ke Pekanbaru untuk melakukan pencairan dana. Plt Kepala DKP Pekanbaru, Zulkifli Harun sampaikan jika tidak ada masalah lagi Selasa (28/06/2016) gaji karyawan bisa dilunasi.
Tepat pada Hari Jadi Kota Pekanbaru ke 232 Walikota Pekanbaru mendapatkan penghargaan dari Presiden Mahasiswa Universitas Riau (UR), Abdul Khair. Penghargaan yang dinobatkan karena pengelolaan sampah yang buruk sebagai bentuk sindiran. Walikota yang menerimanya setelah sidah paripurna hari jadi Pekanbaru hanya bisa tersenyum sambil terus berjalan menuju kendaraan dinasnya. (baca majalahbertuah.com : Pekanbaru Jadi Kota Bau)
Hingga Minggu (26/07/2016) karyawan PT MIG meski mereka nantinya akan menjadi Tenaga Harian Lepas di DKP, tetap saja masih dirundung gelisah. Sebab pembayaran gaji yang dijanjikan belum nampak kejelasan. “Mau kemana lagi harus dicari, siapa yang mau ngasih ngutang. Mana sila ke lima, Keadilan sosial bagi seluruh masyarakat, orang kecil macam kami ini,” ujar Joni kepada kru bertuahpos.com. Joni hanya satu dari ratusan karyawan yang masih harap-harap cemas, apakah di Idul Fitri yang disebut juga hari kemenangan bisa dirayakan dengan kegembiraan atau hanya menambah pilu kesedihan.
Penulis: Riki