BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Persoalan sampah di Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau tengah menjadi sorotan. Pasalnya sepekan yang lalu tumpukan sampah dapat dengan mudah dijumpai bahkan di tepi jalan-jalan protokol.
Padahal dengan alasan supaya angkut sampah di delapan kecamatan lebih efisien, Pekanbaru telah menganggarkan Rp 53 miliar proyek multiyears (APBD Perubahan 2015 dan APBD murni 2016). Hal ini juga telah disetujui DPRD Pekanbaru pada September 2015 lalu.
Ketika dimintai tanggapannya Ketua Harian Lembaga Adat Melayu ( LAM ) Riau AL Azhar memilih tidak memberi komentar. “Untuk itu (persoalan sampah) saya no comment,†ujarnya ketika dihubungi sambil menyebut sedang ada wawancara dengan media lain.
Padahal sebelumnya Al Azhar sangat jarang irit bicara. Dirinya selalu memberikan tanggapan mulai persoalan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), mau pun kinerja Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Seperti yang ramai dibicarakan, Walikota Pekanbaru, Firdaus MT sedang disoroti. Pasalnya sejak swastanisasi sampah ke pihak ketiga, ternyata bukan membaik malah semakin jelek.
Apalagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Pekanbaru telah menyatakan memutus kontrak kerjasama dengan PT MIG walau secara lisan. Namun satelah rapat Selasa (07/06/2016) yang dipimpin oleh Walikota Pekanbaru akhirnya PT MIG diberi kesempatan hingga Jumat (09/06/2016) untuk memperbaiki kinerjanya.
Hal ini dinilai banyak kalangan aneh. Sebab sebelumnya Firdaus MT terang-terangan mengaku kecewa bahkan kapok dengan kinerja PT MIG.
Seperti yang disampaikan Direktur Eksekutif LSM Indonesian Monitoring Development (IMD), Raja Adnan. “Kalau tindak lanjut blacklist dulu perusahaannya bukan diteruskan. Ini berarti tidak konsisten apa yang di ambil bawahannya. Walikota tidak tegas, kalau begini hancur ini,†katanya saat dihubungi, Kamis (09/06/2016).
Apalagi Firdaus MT pernah sesumbar kecewa dan kapok dengan kinerja PT MIG tersebut. “Sama menjilat air ludah sendiri,†sebutnya.
Penulis: Riki