BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau mengakui pengembangan pasar tradisional di Riau masih kalah saing dibanding pengembangan pasar di Pulau Jawa. Hal itu terjadi karena tidak ada fokus pengembangan suatu produk kerajianan lokal dalam sebuah pasar.
Asisten III Setdaprov Riau, Edy Kusdarwanto ingin para asosiasi pasar untuk bisa mengarahkan pembangunan pasar ke ranah itu. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Riau, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, diharapkan bisa memberikan perhatian lebih ke arah ini.
“Riau harus banyak belajar dari Solo. Mereka berani melakukan revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar kerajianan tangan,” katanya usai menghadiri acara dialog interaktir ekonomi kreatif di Hotel Premiere Pekanbaru, Kamis (26/05/2016).
Dorongan pasar tradisional menjual barang-barang seni, menurut Edy adalah salah satu langkah untuk membuka pangsa pasar yang lebih luas terhadap para pengrajin kesenian di Riau. Dorongan seperti itu, harusnya tidak hanya muncul dari pemerintah semata. Para penggerak asosiasi pasar diminta juga berperan aktif dalam memajukan pengembangan tersebut.
Di Riau sendiri, langkah serupa bisa saja dilakukan dan bahkan peluang tersebut ada. Dengan dilakukan revitalisasi pasar, menjadi pasar tradisional, kaum wisatawan akan lebih mudah untuk menuju lokasi mencari buah tangan untuk dibawa pulang.
“Sebenarnya di Riau ada banyak produk yang bisa dijual dan punya kualitas bagus. Tapi itu tadi, masih belum bisa bergerak maksimal karena tidak fokus,” katanta.
Sementara langkah yang harus dilakukan, menurut Edy, Diperindag Riau harus memadukan program itu dengan para pelaku pasar atau asosiasi kerajinan seni di Riau. Selama ini, oleh-oleh yang banyak tersebar di Riau yang bersifat makanan saja. Sementara untuk kerajinan seni belum ada.
“Inilah peluang yang perlu dilirik oleh asosiasi penggerak kerajian seni di Riau. Itu bisa dibuat kok,” tambahnya.
Penulis: Melba