BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Awal tahun 2016, pasar properti di Riau alami penurunan. Banyak developer rumah non subsidi kesulitan menjual produknya.
Akibatnya hal ini berdampak terhadap menurunnya penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Seperti yang disampaikan Branch Manager Muamalat area Pekanbaru, Syaifullah Asyik kepada kru bertuahpos.com. “Awal tahun ini pada mengeluh semua developer, karena memang rumah non subsidi seperti tipe 45 sepi peminat,†katanya.
Disampaikan Syaifullah penyaluran KPR yang tidak sesuai harapan imbas dari nasabah yang masih ‘wait and see’. “Saat ini yang menggeliat itu perumahan disubsidi. Sedangkan non komersil masih belum membaik,†katanya.
Padahal secara nasional ekonomi membaik di awal tahun ini. “Kalau di Riau ini beda, karena mayoritas masyarakatnya bergantung pada pendapatan Hasil komoditi perkebunan sawit atau karet lalu Migas. Nah sektor itu semua sempat anjlok akhir tahun 2015, ini yang saya nilai Daya beli masyarakat turun,†katanya.
Untuk mensiasati hal itu Bank Muamalat memangkas margin pembiayaan. Pembiayaan KPR yang mulanya 14 persen turun menjadi 9,5 persen, sedangkan pembiayaan permodalan kerja diturunkan dari 15 persen menjadi 12 persen. “Dengan penurunan margin ini penyaluran oembiayaan kita khususnya Properti Bisa menggeliat,†sebutnya.
Selain menurunkan margin, Muamalat menyasar pembiayaan multi guna. Memanfaatkan kecenderung masyarakat yang konsumtif dan memiliki kebutuhan yang tinggi pada menjelang lebaran. Hal itu juga didukung dengan kemudahaan administrasi.
Pembiayaan multi guna bisa digunakan untuk peminjaman modal untuk belanja kebutuhan rumah tangga, biaya pendidikan dan lainnya. “ Kita permudah dan berikan diskon-diskon,†sebutnya.
Artinya sementara ini Bank Muamalat tidak bisa berharap banyak kepada pembiayaan perumahan mewah, seperti pada tahun 2015.
Program ini diharapkan dapat menggenjot realisasi pembiayaan di akhir paruh pertama dan menutupi kekurangan target kuartal I/2016.
Bank Muamalat Riau mengalami realisasi yang rendah di awal tahun. Syaifullah memaparkan, realisasi pembiayaan Bank Muamalat pada Kuartal I/2016 tercatat mencapai Rp 24 miliar atau hanya 80 persen dari target Rp 30 miliar untuk setiap tiga bulannya.
Namun Syaifullah optimis realisasi pembiayaan akan membaik di paruh kedua 2016. APBD dan APBN akan digenjot. Ekspor komoditas sawit dan harga minyak dunia juga diprediksi akan membaik. “Kita masih ada optimis untuk paruh kedua. Karena Kalau berkaca tahun sebelumnya memasuki semester kedua pembiayaan KPR akan menggeliat lagi,†sebutnya.
Penulis: Riki
  Â