BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Terdidik berbisnis sejak Taman Kanak-Kanak (TK), kembali bisa membangkitkan hobinya lagi setelah menyelesaikan Master Teknik di Institut Teknologi Bandung.
Kepada Bertuahpos.com, Yopie begitu akrab disapa berbagi pengalaman bagaimana dia membangun bisnis Chikatsu yang mulai ramai diperbincangkan saat ini. Dimana Chikatsu merupakan bisnis kuliner yang kini sedang berkembang.
Namun ternyata, kegemarannya dengan mesin tidak mengalahkan hobinya untuk memasak. Perkenalan dengan dunia bisnisnya pada saat TK, perlahan bangkit kembali.
“Waktu TK saya jualan kue sama mainan di sekolah,” ujarnya, Senin (13/5/2016).
Pada saat kuliah pria berusia 27 tahun ini ikut berbisnis dengan memegang beberapa proyek dosennya di bidang pemetaan bawah tanah untuk cek pencemaran lingkungan oleh perusahaan Migas kala itu.
Proyek demi proyek pengerjaan berhasil dia selesaikan. Bahkan hingga lanjut ke S2 di ITB pun proyek pemetaan bawah tanah itu masih dia lakukan. Gunanya untuk melakukan pengecekan potensi air tanah di seluruh Indonesia.
“Pas sudah selesai, dirinya mulai mendirikan perusahaan sendiri, konsultan pemetaan geolistrik yang berkantor di Bandung,” sambungnya.
Karena pengalaman traveller itulah rasa cintanya kepada kuliner bangkit kembali. Kebetulan, pada saat masih kanak-kanak, dia juga sering membantu orang tua memasak di dapur.
“Jadi mulai coba eksperimen membuat masakan. Mulai dari masakan lokal, Asia sampai Western,” tambanya.
Cita-cita itu dia wajudkan. Hingga pada akhirnya Yopie berhasil mendirikan sebuah usaha kuliner di Bandung. Pertengahan tahun 2015, dia pulang ke Riau, kampung halamannya. Ketika itu dia menjabat sebagai Humas di Fiber Supply di salah satu perusahaan bubur kertas.
Hanya bertahan selama 7 bulan, dia memilih berhenti dan melanjutkan pengembangan usahanya yang diberi nama Kitchen Chikatsu. Namun demikian pekerjaan di bidang teknik juga tetap ia jalankan.
“Sekarang lagi proyek pemetaan geolistrik di Bengkulu dan pengadaan equipment untuk perusahaan gas bumi, di Pelalawan,” sambungnya.
Bagi dia, membangun sistem bisnis mulai dari nol memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kuncinya adalah usaha yang telah dibangun dengan susah payah harus bisa bertahan dan stabil.
Dengan demikian maka akan tetap berjalan dengan sendirinya. Jika sudah demikian, tentu saja akan menjadi “passive income”. Beberapa bisnisnya kini sudah bergerak dengan sistem yang sudah direncanakan sejak awal.
Kini, Yopie hanya perlu melakukan kontroling terhadap perkembangan beberapa usahanya itu. “Saya cuma ngontrol “cash flow”-nya saja. Sekalian ngasih solusi kalau ada masalah di salah satu bisnisnya. Memang tidak gampang. Tiap hari cuma bisa tidur 4 sampai 5 jam saja,” sambungnya.
Penulis: Dilla