BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kurang dari sebulan lagi masyarakat akan menyambut bulan suci Ramadhan. Namun harga-harga sembako kenyataannya mulai berangsur naik, Jumat (13/5/2016).
Seperti harga gula pasir di sejumlah pasar di Pekanbaru naik hingga 50 persen. Dimana dari harga normal Rp10 ribu hingga Rp11 ribu per kilogram kini sudah naik Rp15 ribu atau Rp 16 ribu per kilogram.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Mas Irba H Sulaiman membenarkan hal itu. “Memang benar harga gula pasir sedang mahal,” katanya.
Dari hasil pantauan tim Disperindag Pekanbaru, hampir semua sembako seperti gula pasir, cabe, daging, atau telur ayam alami kenaikan. Namun yang paling mencolok gula pasir kenaikan harga mencapai 50 persen.
Sehingga, Disperindag Pekanbaru berencana melakukan intervensi harga. “Karena sesuai dengan peraturannya, jika kenaikan harga di atas 20 persen, pemerintah bisa intervensi,” sebutnya.
Pihaknya sudah menyampaikan hal ini ke Dirjen Perdagangan. “Dari Dirjen Perdagangan disampaikan memang pasokan gula pasir ada gangguan distribusi. Sebab panen tebu mengalami hambatan karena pengaruh cuaca. Sehingga suplai ke daerah-daerah termasuk Pekanbaru terganggu, dan harga meroket,” katanya.
Disampaikan Irba, dari Dirjen Perdagangan melalui Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sudah menyediakan 150 ton gula pasir untuk menstabilkan harga. “Pekan depan rencananya kita operasi pasar stabilkan harga gula,” sebut Irba.
Dirinya menilai, naiknya harga gula ini juga ada faktor spekulasi harga jelang ramadhan. “Salah satunya itu. Jadi spekulan bermain harga karena melihat pada Ramadan nanti tingkat konsumsi khususnya bahan baku seperti gula pasir ini meningkat. Makanya ada aksi ambil untung,” katanya.
Irba menjelaskan operasi pasar yang akan dilakukan nanti murni dibantu dari pusat. “Jadi tidak ada dana Disperindag untuk operasi pasar tersebut. Semuanya dari pusat dan PPI,” sebutnya.
Irba berharap, setelah operasi pasar ini harga gula pasir bisa kembali normal. Sebab dengan daya beli masyarakat yang lesu, kenaikan harga tersebut malah merugikan pedagang sendiri.
Penulis: Riki