BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Hasyim Bintaro, sorang profesor dari Institut Pertanian Bogor berkesempatan hadir ke Provinsi Riau dan melakukan komunikasi di ruang rapat Sekda Provinsi Riau belum lama ini.
Kepada pemerintah dan beberapa tamu dadri akademisi di Riau dia menjelaskan panjang lebar tentang manfaat sagu dalam rangka untuk menunjang perekonomian masyarakat.
Menurut Hasyim untuk saat ini luas lahan sagu di Indoensia 5,5Â juta hektar dan tidak menyebar merata, Artinya luasan lahan sagu itu hanya bisa tumbuh dibeberapa wilayah saja, salah satunya di Papua Barat dan Kabupeten Kepulauan Meranti, Riau.
Kata dia jumlah luasan lahan sagu di Meranti sendiri tidak mencapai 100 ribu hektar.Sagu dianggap penting sebagai pangan cadangan, produksinya bisa mencapai 20 sampai 40 ton pati kering per hektar per tahunnya.
Uniknya, kata dia, sagu dapat tumbuh di lahan marjinal seprti di lahan rawa dangkal dan lahan gambut yang tanaman lain sulit, atau bahkan tidak dapat tumbuh.
“Sagu itu harus permukaannya dangkal. Sagu dapat tumbuh di tanah salin, tanah kekeringan dan tanah kebanjiran serta bekas lahan terbakar,” katanya.
Bila dibandingkan dengan tanaman lain, dana yang diperlukan untuk menghasilkan pati dari sagu ternyata jauh lebih murah. Keunggulan sagu dapat meningkatkan pendapatan patani di pedesaan karena prosesing pati dapat dilakukan dalam skala rumah tangga.
Selain itu, kehadiran kebun sagu akan memberikan kontribusi dalam mengkonservasi air tawar. Tanaman sagu dapat mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah gambut.
“Sebagai simbol bagi komunitas konservasi lingkungan, Potensinya sangat tinggi. Selain itu limbahnya dapat dijadikan etanol, dengan biaya murah. Tapi tidak berkompetisi dalam memanfaatkan lahan untuk tanaman lain Dengan kata lain dapat meminimalkan resiko kekurangan pangan,” katanya.
Penulis: Melba