Dokter Gigi Bengkalis, Mutiara Tunnisak yang merupakan seorang dokter gigi yang sudah hampir lima tahun membuka praktek klinik giginya di Bengkalis. Iamengatakan kepada kru bertuahpos.com bahwa hampir 30 persen pasien yang ia rawat mengalami kerusakan gigi diusia Muda.
“Hampir 30 persen pasien yang datang ke klinik saya merupakan golongan anak muda mereka ada yang mengeluh karena gigi berlubang, racun angin, sakit gigi dan banyak macam lagi,” katanya, Minggu (24/04/2016). Menurutnya tingginya angka anak muda yang giginya rusak karena kurangnya perhatian anak pada kesehatan gigi.
“Kan sayang ganteng-ganteng dan cantik-cantik tetapi giginya sudah rusak,” sebutnya.
Dijelaskan Mutiara biasanya yang menyebabkan gigi cepat rusak ini adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan-makanan manis secara berlebihan. “Misal permen, coklat, sering minum minuman yang mengandung cafein, hal itu sangat mudah membuat gigi rusak apa lagi tidak rajin menyikat gigi, makin cepat gigi seorang itu rusak,” ujar Mutiara.
Mutiara akan memaparkan penyebab gigi para kaula muda banyak yang rusak pertama, terlalu banyak mengkonsumsi permen dan coklat. “Saat pergi jalan-jalan atau pergi kuliah anak muda zaman sekarang akan membawa permen di dalam tasnya  untuk dikonsumsi, karena takut mulut berbau,” tuturnya.
Kedua, tidak Menggosok gigi secara teratur. Padahal dengan rutin menggosok gigi sangat membantu dalam mempertahankan kekuatan giginya. “Gigi akan lambat rusak, tetapi jika  jarang gosok gigi apa lagi saat sebelum tidur hal itu sangat membahayakan kesehatan gigi. Minimal gosok gigi tiga kali dalam sehari,” katanya.
Selanjutnya jarang melakukan kontrol ke dokter gigi. “Memang pemeriksaan ke dokter gigi membutuhkan biaya yang mahal tetapi paling tidak sisakan waktu untuk menjaga kesehatan gigi minimal enam bulan sekali. Atau pun setahun sekali itu semua demi kesehatan gigi anda,” pesannya.
Apalagi dalam usia beranjak dewasa gigi yang rusak atau tanggal tidak dapat tumbuh lagi seperti masa kanak-kanak. “Saat ia telah rusak maka tidak akan tumbuh kembali. Karena faktor usia manusia itu sendiri, lebih baik mencegah dari pada mengobati,” tutup Mutiara.
Penulis: Sifa