BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Jelang pemilihan Walikota Pekanbaru pada 2017, sudah banyak nama yang menyatakan siap maju dalam Pilkada serentak tersebut. Selain dari incumbent atau petahana, nama dan wajah-wajah yang menyatakan maju tidak sedikit yang masih asing di telinga masyarakat.
Menurut Pengamat politik, Yantos MSi kepada kru bertuahpos.com, pemilihan kepala di Ibu Kota Provinsi Riau ini diprediksi berlangsung seru. Sebab kendati incumbent yakni Firdaus MT menyatakan siap mempertahankan jabatan untuk dua periode. Namun sosoknya dinilai tidak terlalu dominan, seperti Walikota Ridwan Kamil di Bandung atau Risma di Surabaya.
“Sehingga belum terlihat siapa sosok yang benar-benar dominan. Jadi masing-masing calon selain incumbent punya kesempatan yang sama besar untuk menang di Pilwako ini,” katanya, Rabu (06/04/2016).
Ditambah lagi, tidak ada satu pun partai politik yang memenuhi syarat 20 persen dari total kursi sebagai syarat mengusung bakal calon Walikota atau Wakil Walikota.
Saat ini total jumlah 45 kursi di DPRD Kota Pekanbaru, maka minimal partai mesti memiliki 9 kursi untuk mengusung calon sendiri. Kenyataannya saat ini perolehan kursi parpol terbanyak dari partai Golkar meraih 7 kursi disusul Demokrat 6 kursi.
Sedangkan PDIP dan PAN masing-masing 5 kursi. PKB, Gerindra, PPP, Hanura masing-masing 4 kursi, lalu PKS mendapat 3 kursi. “Dengan tidak adanya partai yang punya sembilan kursi juga membuka peluang hadirnya banyak calon,” kata Yantos.
Dengan peluang bakal banyak calon yang ikut pada Pilwako Pekanbaru 2017 ini maka bukan tidak mungkin strategi pecah suara akan dilakukan. Strategi pecah suara yang dimaksud, yakni diusung satu atau lebih kandidat dengan maksud memecah suara pemilih. Dengan sasaran calon-calon yang dinilai sulit untuk dikalahkan.
“Strategi pecah suara selalu ada. Iklim politiknya sudah mulai terasa, dengan banyak munculnya para bakal calon,” menurut Dosen Ilmu Politik di UIN Suska Riau ini. Sebab pada Pilwako dua periode sebelumnya, calon walikota dan wakil walikota yang bertarung selalu hanya dua pasang.
Dengan banyaknya kemungkinan bakal calon, maka akan lebih terlihat mana yang dipakai sebagai strategi pecah suara. “Hanya saja sekarang ini belum ada calon yang benar-benar dekralasikan dirinya. Sulit untuk kita mengira. Tapi kalau sudah pasti maju, bisa dilihat itu,” sebutnya.
Yantos punya catatan tersendiri tentang Partai-partai yang sudah membuka Penjaringan. “Kalau partai besar, mereka punya marwah. Pasti akan usung dari kadernya sendiri. Saya memprediksi Pilwako tahun mendatang akan seru,” katanya.
Penulis: Riki