“Kita punya tiga sekolah marginal di Pekanbaru, tapi untuk sekolah ini berdasarkan ketentuannya di bina oleh provinsi di bawah Dinas Pendidikan Provinsi yang bekerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten kota dan masyarakat,†kata Firdaus.
Sekolah marginal ini, kata Firdaus, disediakan untuk daerah yang terisolasi dan untuk jumlah siswanya terbatas. Sekolah marginal ini merupakan program nasional yang dicetuskan oleh Pemerintahan SBY dan dilanjutkan oleh Presiden Jokowi.
Untuk Kota Pekanbaru, Pemko sendiri akan menutup sekolah marginal yang masih beroperasi di Pekanbaru. Dirinya juga memerintahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru untuk melakukan kordinasi terkait penutupan sekolah tersebut.
“Saya perintahkan Dinas Pendidikan Kota dan berkordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Riau untuk menutup sekolah tersebut. Di tahun ajaran baru nantinya, saya nyatakan tidak boleh lagi menerima siswa baru lagi,†tegas Firdaus.
Siswa yang lama nantinya akan ditampung di sekolah-sekolah yang telah dibangun oleh Pemko Pekanbaru. Sementara itu sekolah marginal yang ada di Kecamatan Tampan, sekolah tersebut nantinya akan dialih fungsikan sebagai rumah singgah.
“Saya juga banyak dikritik bahwa kenapa disimpang-simpang masih banyak gelandangan dan pengemis. Maka dari itu, sekolah marginal itu kita akan alihkan sebagai rumah singgah untuk rumah penampungan anak-anak jalanan,†jelas Firdaus.
Firdaus mengibaratkan, Pekanbaru sebagai gula yang dikerumuni oleh semut yang datang menghampiri. Maka dari itu, semua lapisan termasuk gepeng dan anak punk dari daerah luar selalu datang ke Pekanbaru.
“Gepeng ini adalah pekerjaan sindikasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mengeksploitasi anak-anak dan mereka itu adalah orang yang malas. Kenapa malah, fisik mereka itu kuat, tapi mereka telah menjual moral untuk meminta-minta. Penghasilan mereka itu jauh lebih besar daripada mereka yang bekerja secara baik,†jelasnya lagi.
Untuk itu, Firdaus juga meminta kepada semua pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti penyakit masyarakat tersebut. “Karena ini masalah nasional, mari kita berantas, rubah pola pikir dan perlaku terhadap para peminta-minta tersebut,†tutupnya.
Â
Penulis: Iqbal