BERTUAPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemberitaan tidak sedap, mengenai ketahanan konstruksi bangunan Mal Ska yang dipertanyakan oleh Pengamat tata kota Pekanbaru , mengakibatkan kekhawatiran para tenan dan pengunjung Mal Ska. (baca: Ribut Soal SKA, Ini yang Dipertanyakan Pengamat Tata Kota)
Terkait hal tersebut, Asisten Direktur PT Citra citi pasifik, Arcin Senggana, mendatangkan kembali untuk yang kedua kalinya konsultan struktur, yang bertugas mememeriksa serta menguji ketahanan struktur bangunan mal Ska, Dr Ing Josia Irwan Rastandi.
Dalam konfrensi pers yang digelar oleh managemen mal Ska Jumat (01/04/2016) kemarin di hotel swissBelinn Ska mereka menjelaskan, bahwa pihaknya dan konsultan yang ahli dibidangnya sudah melakukan analisa permodelan dan pemeriksaan serta pengujian terhadap struktural bangunan sebelum melakukan penambahan lantai.
 (baca: Tambah Bangunan Mal Ska, Amankah?)
Mereka sudah sudah melakukan pengamatan secara fisik, melakukan pengujian terhadap mutu beton dan tulang-tulang bangunan, mengukur kekuatan dari beton-beton yang telah ada, serta melakukan scan di laboratorium terhadap mutu beton dan tulang bangunan dimaksud.Â
“Semua kami sudah kami uji dan analisa, mulai dari melakukan proses assessment guna mengetahui apakah mutu beton serta tulang bangunan Mal SKA masih baik apa tidak, sesuai apa tidak serta memastikann tidak berkarat. Hasil ini lalu kami uji dengan menambah model bangunan dengan beban mati dan beban hidup melalui ratusan stimulasi kombinasi gempa guna mendapatkan kemampuan maksimum gedung,” terang Dr Ing Josia.Â
Sesuai kajian analisa, pemeriksaan dan pengujian, Josia menyimpulkan bahwa Manajemen Mal SKA bisa menambah pembangunan lantai. Sesuai peraturan gempa terbaru SNI 1726-2012,n pihaknya sudah melakukan pemeriksaan dan di analisa. “Catatan, pembangunan dalam penambahan lantai suapaya dapat mengakomodir sesuai dengan beban gempa, maka digunakan struktur yang lebih ringan, dengan menggunakan struktur baja dengan plat beton aerasi. Biayanya memang mahal, dan saya sudah sampaikan kepada pihak SKA, dan mereka menyanggupinya, biar mahal saya tidak mau main-main soal ketahanan bangunan,” katanya.Â
Josia mengatakan, jika terjadi gempa di Pekanbaru, maka tempat yang akan dituju untuk berlindung adalah Mal SKA. “Saya pilih Mal SKA sebagai tempat berlindung yang aman, saya tahu itu karena saya yang buat” katanya. Terkait banyaknya bagian gedung Mal SKA ada yang retak-retak, Josia menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah melakukan uji kekuatan mengenai penyebab retak. Â Â
“Sebenarnya itu bukan karena struktur bergeser, tapi lebih dikarenakan proses finishing dari pekerjaan sebelumnya yang kurang rapi, sehingga terus menyebabkan keretakan. Tapi itu tak berpengaruh pada kekuatan gedung walaupun nanti ditambah,” papar Josia. Â Â
Optimisme ini juga diungkapkan Asisten Direktur PT Citracity Pacifik Indonesia, Arcin Senggana yang pada kesempatan itu mengaku sempat prihatin dengan sejumlah pemberitaan yang dianggapnya terlalu berlebihan. “Kalau dikatakan kita pengelola Mal ini akan membunuh warga, kan itu tak mungkinlah, kita berusaha memberikan yang terbaik, karena itulah, kita datangkan konsultan terbaik untuk penambahan bangunan beberapa lantai tersebut,” katanya. Â Â
Selaku usaha, kata Arcin, pihaknya sangat memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengunjung ke Mal SKA. Dengan terpuaskannya mereka, secara otomatis akan berpengaruh terhadap angka kunjungan. ”Tugas saya kan membuat bagaimana masyarakat ramai datang ke Mal SKA ini, jadi tak mungkinlah kalau bangunan mal ini juga dibangun sembarangan. Semua kita pertimbangkan dengan baik dan yang terbaik,” tukas Arcin. Â Â
Arcin juga menjelaskan tentang prosedur pembangunan yang menurutnya sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan. Seperti halnya kepemilikan Izin mendirikan Bangunan (IMB), Amdal dan Amdalalin. Â Diakui Arcin, tidak mungkin pihaknya tidak mempersiapkan segala sesuatunya untuk membangun gedung sebesar itu di Jalan Sorkarno-Hatta. ”Saya pikir saya tak bisa bermain-mainlah dengan hal ini. Semua orang bisa lihat, jadi tak ada yang bisa saya tutupi,” ujarnya. Â Â
Pada kesempatan tersebut, pakar bangunan Riau, Prof.Dr Sugeng Wiyono yang juga pembantu Rektor IV Universitas Islam Riau yang juga hadir pada kesempatan itu mengingatkan, kalau kecenderungan pergeseran tanah akan berpengaruh terhadap kondisi bangunan itu bisa terjadi. ”Kita tak bisa berbicara sekarang, tapi mungkin beberapa tahun ke depan,” ungkap Sugeng. Â Â
Karena itulah, lanjut dia, ada baiknya pembahasan tentang kekuatan Mal SKA ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ini juga bagian dari upaya untuk memenuhi amanat UU Nomor 28 tahun 2000, sehingga, suatu saat hasil dari pertemuan ini akan bisa dijadikan jawaban terhadap konstruksi gedung bila terjadi sesuatu hal. Â Â
Terkait penambahan bangunan, Sugeng banyak memberikan masukan dan saran terkait konstruksi dan kontur tanah. Dia berharap pihak konsultan mempertimbangkan arah pergeseran gempa juga beban dari bangunan bila beroperasi kelak. Â Selain itu, dia juga menyarankan, jika retakan-retakan di gedung yang ada saat ini memang tidak ada permasalahan, sebaiknya bisa diganti ulang. Pasalnya, ini akan menjadi pusat peratian kalayak ramai dan dapat menjadi penilaian yang buruk karena retaknya bangunan tersebut.Â
”Saran saya, lebih baik diganti saja, dari pada tiap hari orang curiga dan bertanya kenapa gedung mal SKA retak-retak,” pungkas Sugeng.
Penulis: Hj